Timer TDR dan Manfaatnya pada Otomasi Kelistrikan
Timer TDR dan Manfaatnya pada Otomasi Kelistrikan – TDR (Time Delay relay) atau relai penunda waktu digunakan untuk memperoleh periode waktu yang dapat diatur atau di set menurut kebutuhan. Setelah di set ia tidak boleh dirubah sampai pada saat yang ditentukan, posisinya akan berubah sendiri.
Relai ini dapat digunakan untuk instalasi otomatis semacam ATS seperti:
- Mengubah hubungan bintang segitiga secara otomatis pada motor
- Mengubah arah putaran motor secara otomatis
- Mengubah kecepatan putaran motor secara otomatis dan sebagainya.
Peralatan kontrol ini dapat dikombinasikan dengan peralatan kontrol lain,contohnya dengan MC (Magnetic Contactor), Thermal Over Load Relay, dan lain–lain..Tujuandari pemasangan timer itu sendiri adalah sebagai pengatur waktubagi peralatan yang dikendalikannya. Timer ini dimaksudkan untuk mengaturwaktu hidup atau mati dari kontaktor dalam delay waktu tertentu.
Cara Kerja Kerja Timer TDR
Timer TDR dan Manfaatnya pada Otomasi Kelistrikan – Bagian input timer biasanya dinyatakan sebagai kumparan (Coil)dan bagian outputnya sebagai kontak NO atau NC. Kumparan pada timerakan bekerja selama mendapat sumber arus. Apabila telah mencapai bataswaktu yang diinginkan maka secara otomatis timer akan mengunci danmembuat kontak NO menjadi NC dan NC menjadi NO.
Pada saat timer diberi tenagaatau mendapatkan supply tegangan, makatimer akan mulai menghitung, ketika jumlah hitungan actual/ visualsama dengansettingpada timer( jarum merah ), maka kontak output timer akan bekerja/beroperasi.Kontak timerberupa normally close (NC)dan normallyopen(NO).
Secara umum, ada beberapa itemi ndikator pada bagian timer yang perlu diketahui yaitu:
- Power : Berfungsi sebagai indikator bahwa supply tegangan sudah masuk
- Out : Berfungsi sebagai indikator bahwa output timer kerja ( waktu actual= Set )
- A : Mode timer ( on delay mode )
- –12 : Scala timer ( bisa dirubah )
- Sec : Satuan timer dalam second / detik. ( bisa dirubah dalam satuanjam/hari )
- Jarum merah : Berfungsi sebagai indikator set, dirubah dengan caradiputar.
- Ratings
- Tegangan kerja: misal100–240 Vac / 100–125 Vdc
- Kapasitas beban: misal5 A 250 Vac.
- Konsumsi daya: misal1.6 Watt ( relay on ).
Tipe TDR
Dalam sistem kontrol industri, ada beberapa tipe timer,diantaranya:
1. Timer analog
Timer analog adalah timer elektronik yang bekerja dengan menggunakanpower utamasumbertenaga listrik, setelahmendapattegangan supply, ditandaidengan lampu power menyala (merah/hijau) baru dia akan mulai bekerja menghitung waktu.
Selama masa penghitungan waktu, maka akan ada lampuindicator yang berkedip (flicker), itu menandakan bahwa timer sedang bekerja. Apabila jumlah hitungan waktu yang diinginkan sudah tercapai, maka led yangtadinya flicker akan berubah menjadi menyala secara terus menerus.
Apabila lampu sudah menyala secara terus menerus maka sitem kontak relay yang ada didalam timer akan berubah,yang tadinya semula kontak tersebut NO akan berubah menjadi NC dan sebaliknya kontak yang semula NC akan berubah menjadi NO.
Cara kerja ini seperti cara kerja relay lainnya, baik itu over load, kontaktor ataukomponen-komponen kontrol lain yang mempunyaikontak bantu. untukmelakukan setting pada timer analog, bisa dengan memutar trimmer kanan untuk settingan satuan besaran waktu (contoh : sec, min, hrs, dll.).
trimmer kiri untuk settingan satuan waktu (contoh; 0.1, 0.2, 1, 2, 3, dll.) Salah satu timer yang paling banyak dipergunakan adalah timer tipe H3CR-A dan bagian bagiannya seperti berikut :


2. Timer Digital
Timer TDR digital adalah timer elektronik yang bekerja dengan menggunakanpower utama tenaga listrik, jadi timer ini adalah pengembangandari jenis timeranalog, cara kerjanya pun sama; setelah dia mendapat sumber listrik, ditandaidengan lampu power menyala (merah/hijau) baru dia akan mulai bekerjamenghitung waktu.
Selama masa penghitungan waktu, maka akan ada lampuindicator yang berkedip (flicker), itu menandakan bahwa timer sedang bekerja.Apabila jumlah hitungan waktu yang diinginkan sudah tercapai, maka led yangtadinya flicker akan berubah menjadi menyala secara terus menerus.
Kemudian apabila lampu sudah menyala secara terus menerus maka sistem kontak relay yang ada di dalamtimer akan berubah, yang semulaNOakan berubahmenjadi NCbegitupun sebaliknya, yang semula kontakNCakan berubahmenjadi NO.
3. Timer Mekanik
Timer TDR mekanik adalah timer yang bekerja dengan menggunakan power awal tenaga listrik, sedangkan untuk selanjutnya dia akan menggunakan tenaga powerbatereyangtersimpandalam timer tersebut. untuk menggerakkan gigi–gigi mekanis. jadi timer jenis ini dapat bekerja di saat tidak mendapat supply tenaga listrik (energized).
Timer ini dilengkapi dengan 3 jenis switch selector, yaitu:
- Lambang jam; artinya kontrol menggunakan settingan timer
- Lambang 0; artinya kontrol tidak terkoneksi dengan timer (kontak yang dipakaisebelum perubahan
- lambang 1: artinya kebalikan dari 0. yaitu terkoneksi dengan timer (kontak yang dipakai setelah perubahan)
Apabila lampu sudah menyala secara terus menerus maka sitem kontak relay yang ada di dalam timer akan berubah, Cara kerja ini seperti cara kerja timer mekanik ini juga sama dengan jenis timer yang lain atau komponen–komponen kontrol lain yang mempunyai kontak bantu, yaitu apabila hitungan waktu tercapai maka yang semula kontaknyaNOakan berubah menjadi NCdan sebaliknya,kontak yang semulaNCakan berubahmenjadi NO.
Apa Perbedaan Kabel UTP Cat6, Cat7, dan Cat8?
Apa Perbedaan Kabel UTP Cat6, Cat7, dan Cat8? – Seperti kita ketahui, kabel Ethernet dapat dibagi menjadi banyak jenis seperti Cat5, Cat5e, Cat6, Cat7, Cat8, dll. Namun, tidak semua orang tahu perbedaan yang tepat di antara mereka dalam perbandingan Cat6 vs Cat7, Cat7 vs Cat8, dll. Oleh karena itu , banyak orang tidak tahu kabel Ethernet mana yang harus mereka adopsi untuk jaringan mereka. Karena kabel Cat6, Cat7 dan Cat8 telah membangkitkan banyak perhatian di antara jenisnya, mari kita fokus pada ketiga jenis kabel patch Ethernet ini, terutama pada perbandingan Cat6 vs Cat7 dan Cat7 vs Cat8 dalam teks berikut.
Kabel Cat6
Apa Perbedaan Kabel UTP Cat6, Cat7, dan Cat8? – Disebut sebagai kabel Ethernet “Kategori 6”. Ini terdiri dari empat pasang kawat tembaga yang mendukung hingga 10 Gbps koneksi Ethernet. Biasanya, ini mendukung kecepatan transmisi maksimum hingga 1 Gbps dalam 100m. Sementara, kabel Cat6 mendukung 37-55 meter (tergantung pada crosstalk) saat mentransmisikan pada kecepatan 10 Gbps. Ini dapat mengirimkan sinyal hingga frekuensi 250 MHz, yang menunjukkan seberapa sering sinyal dapat melewati kabel. Terlebih lagi, ia menggunakan konektor standar RJ-45 dan kompatibel dengan versi sebelumnya seperti Cat5 dan Cat5e.


Kabel Cat7
Disebut juga sebagai kabel Ethernet “Kategori 7”. Ini mendukung komunikasi Ethernet berkecepatan tinggi hingga 10 Gbps. Kabel Cat7 kompatibel dengan kategori kabel Cat6, Cat5, dan Cat5e. Ia menawarkan saluran 4-konektor 100 meter menggunakan kabel berpelindung, dan telah dirancang untuk mengirimkan sinyal pada frekuensi 600 MHz.


Kabel Cat 7 membutuhkan kabel bengkok untuk sepenuhnya terlindung yang dikenal sebagai saringan kabel terpelintir (STPP) yang dipasangi layar (STPP), yang sepenuhnya menghilangkan alien crosstalk sambil secara signifikan meningkatkan ketahanan terhadap kebisingan. Dengan demikian memungkinkan pengguna untuk mendapatkan kecepatan yang lebih tinggi bahkan dengan kabel yang lebih panjang.
Kabel Cat8
Kabel Cat8, atau kabel kategori 8, adalah kabel Ethernet yang sangat berbeda dari kabel sebelumnya yang mendukung frekuensi hingga 2 GHz (2000 MHz), dan terbatas pada saluran 2-konektor 30 meter. Sementara, kabel Cat8 membutuhkan kabel terlindung juga. Yang paling penting, kabel patch Ethernet Cat8 dapat mendukung kecepatan 25 Gbps atau bahkan 40 Gbps. Tampilan fisik kabel Cat8 mirip dengan kabel kategori lebih rendah dan dapat diakhiri dalam koneksi RJ45 atau koneksi non-RJ45. Kabel Cat8 juga kompatibel dengan versi sebelumnya. Oleh karena itu, tidak ada masalah untuk menggunakannya dengan konektor Cat7 standar.


Perbandingan Kabel Cat6 Vs Cat7 Vs Cat8
Cat6 vs Cat7
Pada perbandingan Cat6 vs Cat7, frekuensi transmisi dan panjang kabel adalah dua faktor penting untuk dipertimbangkan. Dari pengantar di atas, kabel Cat6 menawarkan kinerja hingga 250 MHz sementara kabel Cat7 dinilai untuk frekuensi transmisi hingga 600 MHz. Panjang kabel maksimum kabel jaringan Cat6 adalah 100m dengan 1 Gbps sementara Cat7 dari 100 m dengan 10 Gbps.
Sedangkan untuk harga kabel Cat6 vs Cat7, kabel Cat7 lebih mahal daripada kabel Cat6 jika dibandingkan dalam kondisi yang sama. Jika Anda tidak mampu keduanya, maka Cat5e juga akan menjadi pilihan yang baik untuk jaringan 10G.
Omong-omong, daya tahannya juga berbeda pada Cat6 vs Cat7. Kabel Cat6 memiliki siklus hidup sekitar 10 tahun sementara kabel Cat7 sekitar 15 tahun.
Cat7 vs Cat8
Pada perbandingan Cat7 vs Cat8, frekuensi transmisi dan panjang kabel juga sangat penting. Kabel Cat7 menawarkan kinerja hingga 600 MHz sementara kabel Cat8 hingga 2000 MHz. Panjang kabel maksimum kabel jaringan Cat7 adalah 100m dengan 10 Gbps sementara Cat8 30m dengan 25 Gbps atau 40 Gbps.
Sedangkan untuk harga kabel Cat7 vs Cat8, kabel Cat8 lebih mahal untuk fitur unik yang berbeda dari kabel Ethernet sebelumnya.
Ringkasan Tentang Cat6 Vs Cat7 Vs Cat8
Terakhir, Anda dapat memahami lebih jelas tentang kategori ketiga kabel patch Ethernet melalui tabel berikut.


Apa itu Termokopel (Thermocouple) dan Prinsip Kerjanya
Apa itu Termokopel (Thermocouple) dan Prinsip Kerjanya – Termokopel (Thermocouple) adalah jenis sensor suhu yang digunakan untuk mendeteksi atau mengukur suhu melalui dua jenis logam konduktor berbeda yang digabung pada ujungnya sehingga menimbulkan efek “Thermo-electric”. Efek Thermo-electric pada Termokopel ini ditemukan oleh seorang fisikawan Estonia bernama Thomas Johann Seebeck pada Tahun 1821, dimana sebuah logam konduktor yang diberi perbedaan panas secara gradient akan menghasilkan tegangan listrik. Perbedaan Tegangan listrik diantara dua persimpangan (junction) ini dinamakan dengan Efek “Seeback”.
Termokopel merupakan salah satu jenis sensor suhu yang paling populer dan sering digunakan dalam berbagai rangkaian ataupun peralatan listrik dan Elektronika yang berkaitan dengan Suhu (Temperature). Beberapa kelebihan Termokopel yang membuatnya menjadi populer adalah responnya yang cepat terhadap perubahaan suhu dan juga rentang suhu operasionalnya yang luas yaitu berkisar diantara -200˚C hingga 2000˚C. Selain respon yang cepat dan rentang suhu yang luas, Termokopel juga tahan terhadap goncangan/getaran dan mudah digunakan.
Prinsip Kerja Termokopel (Thermocouple)
Apa itu Termokopel (Thermocouple) dan Prinsip Kerjanya – Prinsip kerja Termokopel cukup mudah dan sederhana. Pada dasarnya Termokopel hanya terdiri dari dua kawat logam konduktor yang berbeda jenis dan digabungkan ujungnya. Satu jenis logam konduktor yang terdapat pada Termokopel akan berfungsi sebagai referensi dengan suhu konstan (tetap) sedangkan yang satunya lagi sebagai logam konduktor yang mendeteksi suhu panas.
Untuk lebih jelas mengenai Prinsip Kerja Termokopel, mari kita melihat gambar dibawah ini :
Berdasarkan Gambar diatas, ketika kedua persimpangan atau Junction memiliki suhu yang sama, maka beda potensial atau tegangan listrik yang melalui dua persimpangan tersebut adalah “NOL” atau V1 = V2. Akan tetapi, ketika persimpangan yang terhubung dalam rangkaian diberikan suhu panas atau dihubungkan ke obyek pengukuran, maka akan terjadi perbedaan suhu diantara dua persimpangan tersebut yang kemudian menghasilkan tegangan listrik yang nilainya sebanding dengan suhu panas yang diterimanya atau V1 – V2. Tegangan Listrik yang ditimbulkan ini pada umumnya sekitar 1 µV – 70µV pada tiap derajat Celcius. Tegangan tersebut kemudian dikonversikan sesuai dengan Tabel referensi yang telah ditetapkan sehingga menghasilkan pengukuran yang dapat dimengerti oleh kita.
Jenis-jenis Termokopel (Thermocouple)
Termokopel tersedia dalam berbagai ragam rentang suhu dan jenis bahan. Pada dasarnya, gabungan jenis-jenis logam konduktor yang berbeda akan menghasilkan rentang suhu operasional yang berbeda pula. Berikut ini adalah Jenis-jenis atau tipe Termokopel yang umum digunakan berdasarkan Standar Internasional.
Termokopel Tipe E
Bahan Logam Konduktor Positif : Nickel-Chromium
Bahan Logam Konduktor Negatif : Constantan
Rentang Suhu : -200˚C – 900˚C
Termokopel Tipe J
Bahan Logam Konduktor Positif : Iron (Besi)
Bahan Logam Konduktor Negatif : Constantan
Rentang Suhu : 0˚C – 750˚C
Termokopel Tipe K
Bahan Logam Konduktor Positif : Nickel-Chromium
Bahan Logam Konduktor Negatif : Nickel-Aluminium
Rentang Suhu : -200˚C – 1250˚C
Termokopel Tipe N
Bahan Logam Konduktor Positif : Nicrosil
Bahan Logam Konduktor Negatif : Nisil
Rentang Suhu : 0˚C – 1250˚C
Termokopel Tipe T
Bahan Logam Konduktor Positif : Copper (Tembaga)
Bahan Logam Konduktor Negatif : Constantan
Rentang Suhu : -200˚C – 350˚C
Termokopel Tipe U (kompensasi Tipe S dan Tipe R)
Bahan Logam Konduktor Positif : Copper (Tembaga)
Bahan Logam Konduktor Negatif : Copper-Nickel
Rentang Suhu : 0˚C – 1450˚C
Panel ATS (Automatic Transfer Switch) Fungsi dan Cara Kerja
Panel ATS (Automatic Transfer Switch) – kepuasaan user terhadap genset yang di pakai tidak terlepas dari peranan sebuah panel. Panel yang memberikan kemudahan bagi user dalam menjalankan fungsi genset. Perangkat itu yakni Panel ATS. panel yang di bilang tidak terlalu pokok namun bisa jadi andalan agar fungsi dari genset bisa otomatis menyala. Panel ini memang jarang di gunakan untuk genset kapasitas kecil dan seringnya digunakan di genset kapasitas besar yang di miliki oleh perusahaan-perusahaan atau pun hotel yang membutuhkan aliran listrik yang cepat pada saat pemadaman listrik PLN.


Panel ATS-AMF seperti itu yang sering orang bilang. Jika di pisahkan Panel ini memang memiliki dua peranan yang berbeda. Yang satu sama lain saling berkaitan. Secara fungsi dan arti Automatic Transfer Switch yang bisa menghubungkan Listrik PLN ke Genset dan sebaliknya memutuskan aliran dari Listrik PLN ke Genset atau bisa di katakan Saklar.
Adapun untuk panel AMF secara garis besar merupakan kependekan dari Automatic Main Falure adalah sebuah rangkaian elektrik yang terdapat pada panel yang bekerja secara otomatis memproses untuk mematikan atau menghidupkan serta mematikan kembali generator atau genset secara sendiri tanpa harus dimatikan oleh operator genset alias otomatis.
Proses kerja dari Perangkat Panel ATS – AMF ini secara prinsipnya apabila aliran listrik dari PLN putus maka panel langsung memindahkan aliran ke genset dan AMF akan langsung pula menghidupkan genset secara otomatis dan mengalirkan aliran listrik dan sebaliknya juga apabila listrik PLN hidup makan secara otomatis pula panel AMF akan mematikan generator Set dan ATS akan memindahkan aliran dari PLN langsung
Dalam realita yang ada, Pihak user selalu ingin mendapatkan unit genset yang bisa aktif dalam tempo waktu yang cepat pada saat pemadaman. Disini lah peran keunggulan dari ATS AMF yang mana memberikan kenyaman kepada user agar bisa cepat dalam mem back up listrik dari PLN.
Limit Switch adalah, Pengertian dan Cara Kerjanya
Limit Switch, pasti kalian tidak asing dengan kata, Atau mungkin kalian golongan yang belum tahu mengenai apa itu limit switch, ?. Pertanyaan itu bisa jadi muncul karena belum pernah melihat apa itu limit switch. Singkatnya limit switch atau saklar pembatas adalah sebuah alat yang digunakan untuk membatasi sebuah kinerja suatu obyek. Namun, yang perlu kita pahami mengenai saklar pembatas dengan saklar listrik pada umunya itu berbeda


Pengertian Limit Switch atau Saklar Pembatas
Secara teknisnya saklar pembatas adalah saklar atau perangkat elektro mekanis yang mempunyai tuas akuator sebagai pengubah posisi kontak terminal dari Normally Open (NO) ke Normally Close (NC) atau sebaliknya. Sama halnya dengan saklar pembatas juga mempunyai 2 kondisi diantaranya menghubungkan atau memutuskan aliran arus listrik.


Sistem dan Cara Kerja Saklar Pembatas
Pada umumnya sakelar kerjanya akan dikendalikan secara manual oleh operator atau manusia, bisa di putar atau di tekan tergantung jenis saklarnya. sedangkan sakelar pembatas dibuat dan dirancang dengan sistem kerja yang berbeda ,sakelar pembatas dibuat dengan sistem kerja yang dikontrol oleh dorongan atau tekanan (kontak fisik) dari gerakan objek pada akuator, dengan seperti ini bertujuan untuk membatasi gerakan atau suatu kondisi dengan cara memutuskan atau menghubungkan aliran listrik yang melalui terminal kontaknya.
Fungsi, Jenis dan Contoh Penerapan saklar pembatas
Jenis pada saklar pembatas di bedakan menjadi beberapa fungsi sesuai kebutuhannya, dan contoh penerapannya adalah sebagai berikut:
- Sistem kontrol mesin, sebagai sensor guna mengetahui posisi up atau Down dan sebagainya.
- Tutup atau kover mesin sebagai keamanan apabila kover di buka maka mesin akan mati.
- Pada sistem transfer seperti pada trolly dan conveyor, sebagai pembatas maju dan mundurnya (Forward Reverse).
- Penerapan pada hoist Sebagai pembatas pengangkat barang.
- pintu gerbang otomatis, di mana alat ini digunakan untuk mematikan motor listrik sebelum pintu gerbang itu menabrak pagar pembatas saat membuka atau menutup.
Mengenal Change Over Switch Manual & Motorized
Apa itu Changeover Switch?
Change Over Switch atau yang sering disebut COS atau Ohm Saklar adalah alat listrik yang digunakan untuk memindahkan daya listrik dari sumber listrik utama (PLN) dengan sumber listrik cadangan (Genset) dan sebaliknya. Changeover Switch ini merupakan alat listrik yang penting untuk pemasangan instalasi dengan genset. Changeover switch, dapat dibadi menjadi 2 jenis, yaitu changeover switch manual dan changeover switch motorized.
Change Over Switch Manual
Change Over Switch manual akan berfungsi memindahkan daya listrik dengan dioperasikan secara manual, yaitu memutar handle ohm saklar ke arah PLN atau Genset. COS Manual memiliki pilihan ampere yang lengkap, mulai dari 16 Ampere hingga 1250 Ampere, yang dapat disesuaikan dengan daya listrik PLN dan daya genset yang digunakan. Untuk pemasangan saklar genset di rumah, dapat menggunakan Wisenheimer change over switch tipe GZ yang sudah dilengkapi dengan box, untuk mempermudah instalasi listriknya. COS dengan box, tersedia pilihan 16 Ampere, 25 Ampere, 32 Ampere, 40 Ampere, 63 Ampere dan 100 Ampere. COS manual tanpa box, pada umumnya digunakan untuk dirakit pada Panel COS dan memiliki pilihan ampere yang lebih besar. Tersedia pilihan lengkap mulai dari 160 Ampere hingga 1250 Ampere dari merek Socomec dan Wisenheimer.
Change Over Switch Motorized
Apabila menginginkan pemindahan daya listrik secara otomatis antara PLN dan Genset, dapat menggunakan COS Motorized. COS ini dilengkapi dengan motor yang dapat memindahkan daya secara otomatis tanpa perlu memutar handel ohm saklar tersebut. COS Motorized pada umumnya dirakit pada panel ATS-AMF (Automatic Transfer Switch – Automatic Mains Failure). Dengan changeover switch motorized dan panel ATS-AMF, apabila listrik PLN padam, maka panel akan menyalakan genset dan memindahkan change over switch ke genset secara otomatis, dan sebaliknya, setelah listrik PLN menyala kembali, maka panel akan mematikan genset dan mengembalikan posisi COS ke PLN secara otomatis. COS Motorized pada panel ATS-AMF cocok digunakan di rumah sakit, data center, kantor kepolisian, pemadam kebakaran dan tempat lain yang memerlukan supply daya listrik terus menerus dimana pemadaman listrik yang lama dapat menyebabkan kerugian yang signifikan. Tersedia Pilihan merek Wisenheimer dan Socomec, dengan pilihan dari 100 Ampere hingga 3200 Ampere.