FUNGSI DAN KEGUNAAN CABLE TRAY DAN LADDER

Fungsi dan Kegunaan Cable Tray dan Ladder , Dalam system kelistrikan kabel tray digunakan untuk support kabel, baik kabel power maupun kabel data. Cable Tray digunakan sebagai alternatif wiring/conduit system terbuka.Hal ini selain memberikan tambahan perlindungan kepada instalasi kabel, juga mempermudah dalam pemeliharaanya (maintenance). Cek harga kabel ladder murah

Harga kabel tray secara umu sudah di bilang murah karen persaingan dalam dunia bisnis. Secara umum ada 3 bentuk dari kabel tray yang menawarkan keunggulanya masing-masing pada aplikasi yang berbeda yaitu: Cabel tray berlubang (kabel tray), Cabel tray polos (kabel duct), dan Cabel ladder. Dari 3 bentuk itu, tersedia finishing indoor dan outdoor. Finishing indoor menggunakan Elektro Galvanis atau Powder Coating, sedangkan untuk finishing outdoor menggunakan Hot Dipped Galvanis yang memberikan perlindungan terhadap karat.

Cabel Tray berlubang atau biasa disebut Kabel tray adalah bentuk ideal untuk aplikasi dalam instalasi kabel yang menghasilkan panas yang sedang, Lubang-lubang yang ada pada Cabel Tray memberikan ventilasi yang cukup untuk menghindari terjebaknya panas di dalam rangkaian Cabel Tray., Baca data ini : Daftar Harga Kabel Tray terbaru Juni 2016

Cable Tray.
Fungsi : Tatakan Kabel.
Material : Plat Hitam Hot Roll Coil Plate.
Tebal Material : 2mm.
Finishing :
– Hot Dip Galvanized (HDG); minimum 55 micron.
– Electro Plating (EP); minimum 12 mikron.

* Melayani pesanan Finishing Powder Coating.
* Harga tertera dalam kuantiti.
* Harga sewaktu-waktu bisa berubah sesuai Fluktuasi Harga Logam.

Cabel tray polos atau Cabel duct adalah bentuk ideal untuk aplikasi dalam instalasi kabel yang tidak menghasilkan panas.Cabel duct memberikan perlindungan yang lebih baik karena tertutup rapat.

Adalah sebuah pipa yang digunakan untuk melindungi kabel kabel dari gangguan dari luar, seperti interperensi (noise), gangguan dari binatang-binatang kecil, suhu, dan sebagainya.
sekilas Cable Conduit ini mirip dengan pipa PVC dalam segi bentuk. instalasi penerangan listrik awal memanfaatkan yang ada pipa gas untuk peralatan gas cahaya (dikonversi ke lampu listrik). Karena teknik ini memberikan perlindungan yang sangat baik untuk jaringan kabel interior, itu diperluas ke semua jenis kabel interior dan oleh kopling awal abad ke-20 tujuan-dibangun dan fitting yang diproduksi untuk penggunaan listrik.

saluran listrik memberikan perlindungan yang sangat baik untuk konduktor tertutup dari dampak, air, dan uap kimia. nomor Variasi, ukuran, dan jenis konduktor dapat ditarik ke dalam saluran, yang menyederhanakan rancangan dan konstruksi dibandingkan dengan menjalankan beberapa kabel atau kabel komposit biaya disesuaikan. Sistem Pengkabelan di bangunan tunduk pada perubahan sering. perubahan kabel sering dibuat lebih sederhana dan lebih aman melalui penggunaan saluran listrik, sebagai konduktor yang ada dapat ditarik dan konduktor baru diinstal, dengan sedikit gangguan di sepanjang jalan saluran tersebut. Sebuah sistem saluran dapat dibuat tahan air atau di bawah air.Logam saluran dapat digunakan untuk melindungi sirkuit sensitif dari interferensi elektromagnetik, dan juga dapat mencegah emisi gangguan tersebut dari kabel listrik tertutup

Wall mount of wire mesh cable tray
Fit for: Width from 100mm to 300mm wire mesh cable trays
Include: TWH×1, HDC set×1
Feature: Heavy duty supporting

Perlengkapan Cable Tray:

  1. Straight Tray
  2. Ouside Riser
  3. Inside Riser
  4. Elbow
  5. Tee
  6. Cross
  7. Reducer (Left, Center or Right)
  8. Cover
  9. Jointing
  10. Bracket Support
  11. Hold Down Clamp
  12. Hanger Beam
  13. Hold Down Clip
  14. End Plate Set
  15. Splice Plate Set
  16. Separator
  17. Horizontal Fishplate
  18. Vertical Fishplate

Raceways adalah tipe horizontal dari conduit yang digunakan untuk pemasangan kabel & biasanya disatukan secara modular dengan vendor penyedia konektor melebihi radius minimum. Raceways dipasang diluar dinding-dinding ditempat dimana kabel susah untuk dipasang dalam dinding.

Patch cable adalah segmen kabel UTP yang dipakai untuk menghubungkan kartu interface jaringan ke wall jack atau untuk menghubungkan bagian-bagian lain dari instalasi kabel jaringan ini.
Patch panel merupakan panel penghubung yang menyediakan multi port yang menyalurkan kabel-kabel ke piranti-piranti atau hardware penghubung lainnya seperti switch.

Tebal material kabel tray adalah 2mm Bahan yang digunakan :
kebanyakan kabel tray dibuat dari baja galvanis, baja tak berkarat, alumunium, atau kaca fiber kaca yang diperkuat. Bahan yang diberikan untuk penerapan dipilih berdasarkan korosi dan hambatan yang digunakan untuk satu lokasi.

Kabel ladder Adalah perlengkapan yang digunakan untuk jalur pemasangan kabel listrik agar aman dan terlihat rapih / (Penyangga kabel). Cable Ladder berbentuk tangga tersedia tipe U , tipe W dan tipe Heavy Duty (SLHD) . Perlengkapan Cable Ladder:

Sebuah sistem tray kabel digunakan untuk mendukung kabel listrik berisolasi yang digunakan untuk distribusi listrik dan komunikasi. Nampan kabel digunakan sebagai alternatif kabel terbuka atau sistem saluran listrik, dan biasanya digunakan untuk manajemen kabel dalam konstruksi komersial dan industri. Mereka terutama berguna dalam situasi di mana perubahan ke sistem kabel yang diantisipasi, karena kabel baru dapat diinstal dengan meletakkan mereka dalam baki, bukan menarik mereka melalui pipa.

Material: Hot Rolled Sheet Steel (SPHC) Thickness 2.0 MM Standard Length 3000 MM.
Finishing: Hotdip Galvanized (BS 729, DIN 50978) atau Powder Coating

Cable Cage.

Fungsi : Tatakan Kabel.
Material : Kawat Baja.
Diameter Kawat : 5mm.
Finishing :
– Hot Dip Galvanized (HDG); minimum 55 micron.
– Electro Plating (EP); minimum 12 mikron.

* Melayani pesanan Finishing Powder Coating.
* Harga tertera dalam kuantiti.
* Harga sewaktu-waktu bisa berubah sesuai Fluktuasi Harga Logam.

Kabel horizontal yang paling sering diimplementasikan yaitu 100 ohm, 4 pair UTP, kabel solid konduktor seperti yang ditentukan dalam standar ANSI/TIA/EIA 568 untuk komersial bangunan. Standar ini juga menyediakan untuk pemasangan kabel horizontal yang diimplementasikan dengan 62.5/125 micron atau 50/125 micron untuk serat optik multimode. Juga 150 ohm pada kabel STP, tetapi tidak direkomendasikan untuk installasi saat ini. Kabel horizontal dijalankan antara cross-connectpanel dalam 1 wiring closet & wall jack. Kabel coaxial bukan termasuk kabel horizontal

Apa Istilah IP Pada Peralatan Elektronik

Jika Anda meneliti spesifikasi teknis beberapa peralatan atau produk elektronika, mungkin akan menemukan istilah teknis IP, dengan tulisan “IP67”, “IP68”, dan beberapa kombinasi angka dan huruf lainnya. Kode tersebut banyak Anda temukan khususnya pada peralatan elektronik yang mengalami paparan langsung dengan air ataupun lingkungan luar, seperti smartwatch, TWS, smart door lock, atau produk lain. Bagi Anda yang hobi mengoleksi beragam peralatan elektronik, Anda perlu mengetahui arti istilah kode ini agar bisa menentukan penggunaan dan perawatan yang sesuai dengan spesifikasi produk tersebut. Secara mudah, kode IP memang terkait dengan kemampuan produk tersebut mengantisipasi ataupun menolerir paparan air dan debu.

IP Tunjukkan Anti-air Atau Tahan Air

Teknologi anti-air memang bukan barang baru dalam teknologi barang elektronik. Untuk memudahkan konsumen mengetahui ketahanan sebuah produk terhadap air, dicantumkanlah label IP. IP adalah singkatan dari Ingress Protection. Itu merupakan kode standar internasional yang dikeluarkan oleh International Electrotechnical Commission (IEC) bagi kemampuan proteksi sebuah perangkat elektronik. Biasanya, untuk produk yang tahan terhadap air dan debu, rating IP yang diikuti dengan angka, seperti IP67, IP68, atau IP7. Meski merupakan handel pintu, tetapi smart door lock tersebut mempunyai sistem elektronika yang harus diproteksi dari pengaruh air dan debu dari lingkungan sekitar. Sistem proteksinya sedemikian rupa sehingga handel pintu ini dapat mengantisipasipasi kedua hal tersebut dengan baik.

Bagaimana Cara Mengartikan Kode IP?

Seperti dipaparkan di atas, dengan mengetahui arti kode IP, kita bisa mengetaui kemampuan produk elektronik yang kita miliki. Di sisi lain, kita juga bisa menentukan bagaimana cara merawat dan menjaga produk tersebut agar tetap awet dan berfungsi. Bagaimana cara mengartikannya? Mudah. Angka di awal adalah level proteksi terhadap partikel luar, seperti debu dan serat mikro. Angka terendah adalah 0 dan angka tertingginya 6. Semakin tinggi angkanya, semakin tahan barang elektronik tersebut terhadap debu dan partikel mikro. Angka kedua adalah level proteksi terhadap air dan tekanan air tawar. Ingat ya, air tawar, bukan air asin/air laut karena berat jenisnya berbeda. Levelnya antara 0 hingga 8. Angka 0 berarti menunjukkan bahwa produk tersebut tidak tahan terhadap air sama sekali, sebaliknya angka 8 menunjukkan bahwa sebuah produk tahan terhadap air hingga kedalaman lebih dari 1 meter.

Bagaimana Aplikasinya di Peralatan Elektronik?

Setiap peralatan elektronik mempunyai ketahanan terhadap debu dan air berbeda-beda. Sebagai contoh, smart door lock AVARO mempunyai label IP45. Itu berarti produk ini mempunyai cukup ketahanan terhadap debu dan partikel mikro lainnya, serta mempunyai ketahanan terhadap paparan air dari luar. Meski demikian, produk ini tetap rentan terhadap dua hal tersebut dalam intensitas besar. Artinya, jika Anda memutuskan menggunakan smart door lock, gunakan pada pintu dalam rumah yang tidak terkena hujan. Itu berbeda dengan sistem handel pintu konvensional yang tetap aman digunakan meski terkena air. Itu berbeda saat kita menggunakan smartwatch seperti StartGo R1 yang mempunyai ketahanan dengan nilai IP68. Dengan nilai IP tersebut, smartwatch tersebut mempunyai ketahanan sempurna terhadap air dan debu. Jam pintar tersebut dapat digunakan saat hujan atau bahkan saat bermain air. Meski demikian, ada batas ketahanan dari jam tersebut, terutama dari paparan air laut dan tekanan air yang tinggi, seperti jika digunakan untuk berenang di kedalaman tertentu. Dari contoh tersebut, kita bisa mengetahui cara pemeliharaan produk elektronika dari spesifikasi IP-nya. Jadi, makin tahu ya cara membuat peralatan elektronik kita makin awet.

Timer TDR dan Manfaatnya

Timer TDR dan Manfaatnya pada Otomasi Kelistrikan

Timer TDR dan Manfaatnya pada Otomasi Kelistrikan – TDR (Time Delay relay) atau relai penunda waktu digunakan untuk memperoleh periode waktu yang dapat diatur atau di set menurut kebutuhan. Setelah di set ia tidak boleh dirubah sampai pada saat yang ditentukan, posisinya akan berubah sendiri.

Relai ini dapat digunakan untuk instalasi otomatis semacam ATS seperti:

  1. Mengubah hubungan bintang segitiga secara otomatis pada motor
  2. Mengubah arah putaran motor secara otomatis
  3. Mengubah kecepatan putaran motor secara otomatis dan sebagainya.

Peralatan kontrol ini dapat dikombinasikan dengan peralatan kontrol lain,contohnya dengan MC (Magnetic Contactor), Thermal Over Load Relay, dan lain–lain..Tujuandari pemasangan timer itu sendiri adalah sebagai pengatur waktubagi peralatan yang dikendalikannya. Timer ini dimaksudkan untuk mengaturwaktu hidup atau mati dari kontaktor dalam delay waktu tertentu.

Cara Kerja Kerja Timer TDR

Timer TDR dan Manfaatnya pada Otomasi Kelistrikan – Bagian input timer biasanya dinyatakan sebagai kumparan (Coil)dan bagian outputnya sebagai kontak NO atau NC. Kumparan pada timerakan bekerja selama mendapat sumber arus. Apabila telah mencapai bataswaktu yang diinginkan maka secara otomatis timer akan mengunci danmembuat kontak NO menjadi NC dan NC menjadi NO.

Pada saat timer diberi tenagaatau mendapatkan supply tegangan, makatimer akan mulai menghitung, ketika jumlah hitungan actual/ visualsama dengansettingpada timer( jarum merah ), maka kontak output timer akan bekerja/beroperasi.Kontak timerberupa normally close (NC)dan normallyopen(NO).

Secara umum, ada beberapa itemi ndikator pada bagian timer yang perlu diketahui yaitu:

  1. Power : Berfungsi sebagai indikator bahwa supply tegangan sudah masuk
  2. Out : Berfungsi sebagai indikator bahwa output timer kerja ( waktu actual= Set )
  3. A : Mode timer ( on delay mode )
  4. –12 : Scala timer ( bisa dirubah )
  5. Sec : Satuan timer dalam second / detik. ( bisa dirubah dalam satuanjam/hari )
  6. Jarum merah : Berfungsi sebagai indikator set, dirubah dengan caradiputar.
  7. Ratings
  8. Tegangan kerja: misal100–240 Vac / 100–125 Vdc
  9. Kapasitas beban: misal5 A 250 Vac.
  10. Konsumsi daya: misal1.6 Watt ( relay on ).

Tipe TDR

Dalam sistem kontrol industri, ada beberapa tipe timer,diantaranya:

1. Timer analog

Timer analog adalah timer elektronik yang bekerja dengan menggunakanpower utamasumbertenaga listrik, setelahmendapattegangan supply, ditandaidengan lampu power menyala (merah/hijau) baru dia akan mulai bekerja menghitung waktu.

Selama masa penghitungan waktu, maka akan ada lampuindicator yang berkedip (flicker), itu menandakan bahwa timer sedang bekerja. Apabila jumlah hitungan waktu yang diinginkan sudah tercapai, maka led yangtadinya flicker akan berubah menjadi menyala secara terus menerus.

Apabila lampu sudah menyala secara terus menerus maka sitem kontak relay yang ada didalam timer akan berubah,yang tadinya semula kontak tersebut NO akan berubah menjadi NC dan sebaliknya kontak yang semula NC akan berubah menjadi NO.

Cara kerja ini seperti cara kerja relay lainnya, baik itu over load, kontaktor ataukomponen-komponen kontrol lain yang mempunyaikontak bantu. untukmelakukan setting pada timer analog, bisa dengan memutar trimmer kanan untuk settingan satuan besaran waktu (contoh : sec, min, hrs, dll.).

trimmer kiri untuk settingan satuan waktu (contoh; 0.1, 0.2, 1, 2, 3, dll.) Salah satu timer yang paling banyak dipergunakan adalah timer tipe H3CR-A dan bagian bagiannya seperti berikut :

Timer TDR dan Manfaatnya

2. Timer Digital

Timer TDR digital adalah timer elektronik yang bekerja dengan menggunakanpower utama tenaga listrik, jadi timer ini adalah pengembangandari jenis timeranalog, cara kerjanya pun sama; setelah dia mendapat sumber listrik, ditandaidengan lampu power menyala (merah/hijau) baru dia akan mulai bekerjamenghitung waktu.

Selama masa penghitungan waktu, maka akan ada lampuindicator yang berkedip (flicker), itu menandakan bahwa timer sedang bekerja.Apabila jumlah hitungan waktu yang diinginkan sudah tercapai, maka led yangtadinya flicker akan berubah menjadi menyala secara terus menerus.

Kemudian apabila lampu sudah menyala secara terus menerus maka sistem kontak relay yang ada di dalamtimer akan berubah, yang semulaNOakan berubahmenjadi NCbegitupun sebaliknya, yang semula kontakNCakan berubahmenjadi NO.

3. Timer Mekanik

Timer TDR mekanik adalah timer yang bekerja dengan menggunakan power awal tenaga listrik, sedangkan untuk selanjutnya dia akan menggunakan tenaga powerbatereyangtersimpandalam timer tersebut. untuk menggerakkan gigi–gigi mekanis. jadi timer jenis ini dapat bekerja di saat tidak mendapat supply tenaga listrik (energized).

Timer ini dilengkapi dengan 3 jenis switch selector, yaitu:

  1. Lambang jam; artinya kontrol menggunakan settingan timer
  2. Lambang 0; artinya kontrol tidak terkoneksi dengan timer (kontak yang dipakaisebelum perubahan
  3.  lambang 1: artinya kebalikan dari 0. yaitu terkoneksi dengan timer (kontak yang dipakai setelah perubahan)

Apabila lampu sudah menyala secara terus menerus maka sitem kontak relay yang ada di dalam timer akan berubah, Cara kerja ini seperti cara kerja timer mekanik ini juga sama dengan jenis timer yang lain atau komponen–komponen kontrol lain yang mempunyai kontak bantu, yaitu apabila hitungan waktu tercapai maka yang semula kontaknyaNOakan berubah menjadi NCdan sebaliknya,kontak yang semulaNCakan berubahmenjadi NO.

Apa Perbedaan Kabel UTP Cat6, Cat7, dan Cat8?

Apa Perbedaan Kabel UTP Cat6, Cat7, dan Cat8? – Seperti kita ketahui, kabel Ethernet dapat dibagi menjadi banyak jenis seperti Cat5, Cat5e, Cat6, Cat7, Cat8, dll. Namun, tidak semua orang tahu perbedaan yang tepat di antara mereka dalam perbandingan Cat6 vs Cat7, Cat7 vs Cat8, dll. Oleh karena itu , banyak orang tidak tahu kabel Ethernet mana yang harus mereka adopsi untuk jaringan mereka. Karena kabel Cat6, Cat7 dan Cat8 telah membangkitkan banyak perhatian di antara jenisnya, mari kita fokus pada ketiga jenis kabel patch Ethernet ini, terutama pada perbandingan Cat6 vs Cat7 dan Cat7 vs Cat8 dalam teks berikut.

Kabel Cat6

Apa Perbedaan Kabel UTP Cat6, Cat7, dan Cat8? – Disebut sebagai kabel Ethernet “Kategori 6”. Ini terdiri dari empat pasang kawat tembaga yang mendukung hingga 10 Gbps koneksi Ethernet. Biasanya, ini mendukung kecepatan transmisi maksimum hingga 1 Gbps dalam 100m. Sementara, kabel Cat6 mendukung 37-55 meter (tergantung pada crosstalk) saat mentransmisikan pada kecepatan 10 Gbps. Ini dapat mengirimkan sinyal hingga frekuensi 250 MHz, yang menunjukkan seberapa sering sinyal dapat melewati kabel. Terlebih lagi, ia menggunakan konektor standar RJ-45 dan kompatibel dengan versi sebelumnya seperti Cat5 dan Cat5e.

Apa Perbedaan Kabel UTP
Kabel UTP Cat6

Kabel Cat7
Disebut juga sebagai kabel Ethernet “Kategori 7”. Ini mendukung komunikasi Ethernet berkecepatan tinggi hingga 10 Gbps. Kabel Cat7 kompatibel dengan kategori kabel Cat6, Cat5, dan Cat5e. Ia menawarkan saluran 4-konektor 100 meter menggunakan kabel berpelindung, dan telah dirancang untuk mengirimkan sinyal pada frekuensi 600 MHz.

Apa Perbedaan Kabel UTP

Kabel Cat 7 membutuhkan kabel bengkok untuk sepenuhnya terlindung yang dikenal sebagai saringan kabel terpelintir (STPP) yang dipasangi layar (STPP), yang sepenuhnya menghilangkan alien crosstalk sambil secara signifikan meningkatkan ketahanan terhadap kebisingan. Dengan demikian memungkinkan pengguna untuk mendapatkan kecepatan yang lebih tinggi bahkan dengan kabel yang lebih panjang.

Kabel Cat8
Kabel Cat8, atau kabel kategori 8, adalah kabel Ethernet yang sangat berbeda dari kabel sebelumnya yang mendukung frekuensi hingga 2 GHz (2000 MHz), dan terbatas pada saluran 2-konektor 30 meter. Sementara, kabel Cat8 membutuhkan kabel terlindung juga. Yang paling penting, kabel patch Ethernet Cat8 dapat mendukung kecepatan 25 Gbps atau bahkan 40 Gbps. Tampilan fisik kabel Cat8 mirip dengan kabel kategori lebih rendah dan dapat diakhiri dalam koneksi RJ45 atau koneksi non-RJ45. Kabel Cat8 juga kompatibel dengan versi sebelumnya. Oleh karena itu, tidak ada masalah untuk menggunakannya dengan konektor Cat7 standar.

Apa Perbedaan Kabel UTP

Perbandingan Kabel Cat6 Vs Cat7 Vs Cat8
Cat6 vs Cat7
Pada perbandingan Cat6 vs Cat7, frekuensi transmisi dan panjang kabel adalah dua faktor penting untuk dipertimbangkan. Dari pengantar di atas, kabel Cat6 menawarkan kinerja hingga 250 MHz sementara kabel Cat7 dinilai untuk frekuensi transmisi hingga 600 MHz. Panjang kabel maksimum kabel jaringan Cat6 adalah 100m dengan 1 Gbps sementara Cat7 dari 100 m dengan 10 Gbps.

Sedangkan untuk harga kabel Cat6 vs Cat7, kabel Cat7 lebih mahal daripada kabel Cat6 jika dibandingkan dalam kondisi yang sama. Jika Anda tidak mampu keduanya, maka Cat5e juga akan menjadi pilihan yang baik untuk jaringan 10G.

Omong-omong, daya tahannya juga berbeda pada Cat6 vs Cat7. Kabel Cat6 memiliki siklus hidup sekitar 10 tahun sementara kabel Cat7 sekitar 15 tahun.

Cat7 vs Cat8
Pada perbandingan Cat7 vs Cat8, frekuensi transmisi dan panjang kabel juga sangat penting. Kabel Cat7 menawarkan kinerja hingga 600 MHz sementara kabel Cat8 hingga 2000 MHz. Panjang kabel maksimum kabel jaringan Cat7 adalah 100m dengan 10 Gbps sementara Cat8 30m dengan 25 Gbps atau 40 Gbps.

Sedangkan untuk harga kabel Cat7 vs Cat8, kabel Cat8 lebih mahal untuk fitur unik yang berbeda dari kabel Ethernet sebelumnya.

Ringkasan Tentang Cat6 Vs Cat7 Vs Cat8
Terakhir, Anda dapat memahami lebih jelas tentang kategori ketiga kabel patch Ethernet melalui tabel berikut.

Apa Perbedaan Kabel UTP
Apa itu Thermocouple

Apa itu Termokopel (Thermocouple) dan Prinsip Kerjanya

Apa itu Termokopel (Thermocouple) dan Prinsip Kerjanya – Termokopel (Thermocouple) adalah jenis sensor suhu yang digunakan untuk mendeteksi atau mengukur suhu melalui dua jenis logam konduktor berbeda yang digabung pada ujungnya sehingga menimbulkan efek “Thermo-electric”. Efek Thermo-electric pada Termokopel ini ditemukan oleh seorang fisikawan Estonia bernama Thomas Johann Seebeck pada Tahun 1821, dimana sebuah logam konduktor yang diberi perbedaan panas secara gradient akan menghasilkan tegangan listrik. Perbedaan Tegangan listrik diantara dua persimpangan (junction) ini dinamakan dengan Efek “Seeback”.

Termokopel merupakan salah satu jenis sensor suhu yang paling populer dan sering digunakan dalam berbagai rangkaian ataupun peralatan listrik dan Elektronika yang berkaitan dengan Suhu (Temperature). Beberapa kelebihan Termokopel yang membuatnya menjadi populer adalah responnya yang cepat terhadap perubahaan suhu dan juga rentang suhu operasionalnya yang luas yaitu berkisar diantara -200˚C hingga 2000˚C. Selain respon yang cepat dan rentang suhu yang luas, Termokopel juga tahan terhadap goncangan/getaran dan mudah digunakan.

Prinsip Kerja Termokopel (Thermocouple)

Apa itu Termokopel (Thermocouple) dan Prinsip Kerjanya – Prinsip kerja Termokopel cukup mudah dan sederhana. Pada dasarnya Termokopel hanya terdiri dari dua kawat logam konduktor yang berbeda jenis dan digabungkan ujungnya.  Satu jenis logam konduktor yang terdapat pada Termokopel akan berfungsi sebagai referensi dengan suhu konstan (tetap) sedangkan yang satunya lagi sebagai logam konduktor yang mendeteksi suhu panas.

Untuk lebih jelas mengenai Prinsip Kerja Termokopel, mari kita melihat gambar dibawah ini :

Apa itu Termokopel (Thermocouple) dan Prinsip Kerjanya
Diagram Cara Kerja Thermocouple

Berdasarkan Gambar diatas, ketika kedua persimpangan atau Junction memiliki suhu yang sama, maka beda potensial atau tegangan listrik yang melalui dua persimpangan tersebut adalah “NOL” atau V1 = V2. Akan tetapi, ketika persimpangan yang terhubung dalam rangkaian diberikan suhu panas atau dihubungkan ke obyek pengukuran, maka akan terjadi perbedaan suhu diantara dua persimpangan tersebut yang kemudian menghasilkan tegangan listrik yang nilainya sebanding dengan suhu panas yang diterimanya atau V1 – V2. Tegangan Listrik yang ditimbulkan ini pada umumnya sekitar 1 µV – 70µV pada tiap derajat Celcius. Tegangan tersebut kemudian dikonversikan sesuai dengan Tabel referensi yang telah ditetapkan sehingga menghasilkan pengukuran yang dapat dimengerti oleh kita.

Jenis-jenis Termokopel (Thermocouple)

Termokopel tersedia dalam berbagai ragam rentang suhu dan jenis bahan. Pada dasarnya, gabungan jenis-jenis logam konduktor yang berbeda akan menghasilkan rentang suhu operasional yang berbeda pula. Berikut ini adalah Jenis-jenis atau tipe Termokopel yang umum digunakan berdasarkan Standar Internasional.

Apa itu Termokopel (Thermocouple) dan Prinsip Kerjanya
Macam-macam Jenis Thermocouple

Termokopel Tipe E

Bahan Logam Konduktor Positif : Nickel-Chromium
Bahan Logam Konduktor Negatif : Constantan
Rentang Suhu : -200˚C – 900˚C

Termokopel Tipe J

Bahan Logam Konduktor Positif : Iron (Besi)
Bahan Logam Konduktor Negatif : Constantan
Rentang Suhu : 0˚C – 750˚C

Termokopel Tipe K

Bahan Logam Konduktor Positif : Nickel-Chromium
Bahan Logam Konduktor Negatif : Nickel-Aluminium
Rentang Suhu : -200˚C – 1250˚C

Termokopel Tipe N

Bahan Logam Konduktor Positif : Nicrosil
Bahan Logam Konduktor Negatif : Nisil
Rentang Suhu : 0˚C – 1250˚C

Termokopel Tipe T

Bahan Logam Konduktor Positif : Copper (Tembaga)
Bahan Logam Konduktor Negatif : Constantan
Rentang Suhu : -200˚C – 350˚C

Termokopel Tipe U (kompensasi Tipe S dan Tipe R)

Bahan Logam Konduktor Positif : Copper (Tembaga)
Bahan Logam Konduktor Negatif : Copper-Nickel
Rentang Suhu : 0˚C – 1450˚C

Panel ATS (Automatic Transfer Switch)

Panel ATS (Automatic Transfer Switch) Fungsi dan Cara Kerja

Panel ATS (Automatic Transfer Switch) – kepuasaan user terhadap genset yang di pakai tidak terlepas dari peranan sebuah panel. Panel yang memberikan kemudahan bagi user dalam menjalankan fungsi genset. Perangkat itu yakni Panel ATS. panel yang di bilang tidak terlalu pokok namun bisa jadi andalan agar fungsi dari genset bisa otomatis menyala. Panel ini memang jarang di gunakan untuk genset kapasitas kecil dan seringnya digunakan di genset kapasitas besar yang di miliki oleh perusahaan-perusahaan atau pun hotel yang membutuhkan aliran listrik yang cepat pada saat pemadaman listrik PLN.

Panel ATS
Panel ATS (Automatic Transfer Switch)

Panel ATS-AMF seperti itu yang sering orang bilang. Jika di pisahkan Panel ini memang memiliki dua peranan yang berbeda. Yang satu sama lain saling berkaitan. Secara fungsi dan arti Automatic Transfer Switch yang bisa menghubungkan Listrik PLN ke Genset dan sebaliknya memutuskan aliran dari Listrik PLN ke Genset atau bisa di katakan Saklar.

Adapun untuk panel AMF secara garis besar merupakan kependekan dari Automatic Main Falure adalah sebuah rangkaian elektrik yang terdapat pada panel yang bekerja secara otomatis memproses untuk mematikan atau menghidupkan serta mematikan kembali generator atau genset secara sendiri tanpa harus dimatikan oleh operator genset alias otomatis.

Proses kerja dari Perangkat Panel ATS – AMF ini secara prinsipnya apabila aliran listrik dari PLN putus maka panel langsung memindahkan aliran ke genset dan AMF akan langsung pula menghidupkan genset secara otomatis dan mengalirkan aliran listrik dan sebaliknya juga apabila listrik PLN hidup makan secara otomatis pula panel AMF akan mematikan generator Set dan ATS akan memindahkan aliran dari PLN langsung

Dalam realita yang ada, Pihak user selalu ingin mendapatkan unit genset yang bisa aktif dalam tempo waktu yang cepat pada saat pemadaman. Disini lah peran keunggulan dari ATS AMF yang mana memberikan kenyaman kepada user agar bisa cepat dalam mem back up listrik dari PLN.

Limit Switch

Limit Switch adalah, Pengertian dan Cara Kerjanya

Limit Switch, pasti kalian tidak asing dengan kata, Atau mungkin kalian golongan yang belum tahu mengenai apa itu limit switch, ?. Pertanyaan itu bisa jadi muncul karena belum pernah melihat apa itu limit switch. Singkatnya limit switch atau saklar pembatas adalah sebuah alat yang digunakan untuk membatasi sebuah kinerja suatu obyek. Namun, yang perlu kita pahami mengenai saklar pembatas dengan saklar listrik pada umunya itu berbeda

Limit Switch
Limit Switch

Pengertian Limit Switch atau Saklar Pembatas

Secara teknisnya saklar pembatas adalah saklar atau perangkat elektro mekanis yang mempunyai tuas akuator sebagai pengubah posisi kontak terminal dari Normally Open (NO) ke Normally Close (NC) atau sebaliknya. Sama halnya dengan saklar pembatas juga mempunyai 2 kondisi diantaranya menghubungkan atau memutuskan aliran arus listrik.

Sistem dan Cara Kerja Saklar Pembatas

Pada umumnya sakelar kerjanya akan dikendalikan secara manual oleh operator atau manusia, bisa di putar atau di tekan tergantung jenis saklarnya. sedangkan sakelar pembatas dibuat dan dirancang dengan sistem kerja yang berbeda ,sakelar pembatas dibuat dengan sistem kerja yang dikontrol oleh dorongan atau tekanan (kontak fisik) dari gerakan objek pada akuator, dengan seperti ini bertujuan untuk membatasi gerakan atau suatu kondisi dengan cara memutuskan atau menghubungkan aliran listrik yang melalui terminal kontaknya.

Fungsi, Jenis dan Contoh Penerapan saklar pembatas 

Jenis pada saklar pembatas di bedakan menjadi beberapa fungsi sesuai kebutuhannya, dan contoh penerapannya adalah sebagai berikut:

  • Sistem kontrol mesin, sebagai sensor guna mengetahui posisi up atau Down dan sebagainya.
  • Tutup atau kover mesin sebagai keamanan apabila kover di buka maka mesin akan mati.
  • Pada sistem transfer seperti pada trolly dan conveyor, sebagai pembatas maju dan mundurnya (Forward Reverse).
  • Penerapan pada hoist Sebagai pembatas pengangkat barang.
  • pintu gerbang otomatis, di mana alat ini digunakan untuk mematikan motor listrik sebelum pintu gerbang itu menabrak pagar pembatas saat membuka atau menutup.

Change Over Switch

Mengenal Change Over Switch Manual & Motorized

Apa itu Changeover Switch?

Change Over Switch atau yang sering disebut COS atau Ohm Saklar adalah alat listrik yang digunakan untuk memindahkan daya listrik dari sumber listrik utama (PLN) dengan sumber listrik cadangan (Genset) dan sebaliknya. Changeover Switch ini merupakan alat listrik yang penting untuk pemasangan instalasi dengan genset. Changeover switch, dapat dibadi menjadi 2 jenis, yaitu changeover switch manual dan changeover switch motorized.

Change Over Switch Manual

Change Over Switch manual akan berfungsi memindahkan daya listrik dengan dioperasikan secara manual, yaitu memutar handle ohm saklar ke arah PLN atau Genset. COS Manual memiliki pilihan ampere yang lengkap, mulai dari 16 Ampere hingga 1250 Ampere, yang dapat disesuaikan dengan daya listrik PLN dan daya genset yang digunakan. Untuk pemasangan saklar genset di rumah, dapat menggunakan Wisenheimer change over switch tipe GZ yang sudah dilengkapi dengan box, untuk mempermudah instalasi listriknya. COS dengan box, tersedia pilihan 16 Ampere, 25 Ampere, 32 Ampere, 40 Ampere, 63 Ampere dan 100 Ampere. COS manual tanpa box, pada umumnya digunakan untuk dirakit pada Panel COS dan memiliki pilihan ampere yang lebih besar. Tersedia pilihan lengkap mulai dari 160 Ampere hingga 1250 Ampere dari merek Socomec dan Wisenheimer.

Change Over Switch Motorized

Change Over Switch
Change Over Switch Motorize

Apabila menginginkan pemindahan daya listrik secara otomatis antara PLN dan Genset, dapat menggunakan COS Motorized. COS ini dilengkapi dengan motor yang dapat memindahkan daya secara otomatis tanpa perlu memutar handel ohm saklar tersebut. COS Motorized pada umumnya dirakit pada panel ATS-AMF (Automatic Transfer Switch – Automatic Mains Failure). Dengan changeover switch motorized dan panel ATS-AMF, apabila listrik PLN padam, maka panel akan menyalakan genset dan memindahkan change over switch ke genset secara otomatis, dan sebaliknya, setelah listrik PLN menyala kembali, maka panel akan mematikan genset dan mengembalikan posisi COS ke PLN secara otomatis. COS Motorized pada panel ATS-AMF cocok digunakan di rumah sakit, data center, kantor kepolisian, pemadam kebakaran dan tempat lain yang memerlukan supply daya listrik terus menerus dimana pemadaman listrik yang lama dapat menyebabkan kerugian yang signifikan. Tersedia Pilihan merek Wisenheimer dan Socomec, dengan pilihan dari 100 Ampere hingga 3200 Ampere.

SSR

Apa itu SSR (Solid State Relay) Kelebihan dan Kekurangan

Apa itu SSR (Solid State Relay)? – Pengertian Solid State Relay atau yang sering disingkat SSR merupakan sebuah saklar elektromekanik yang memiliki sifat semi konduktor. Komponen satu ini biasanya banyak diaplikasikan pada industri-industri sebagai device pengendali. Solid State Relay (SSR) merupakan tipe terbaru saklar elektronik non kontak yang memiliki performa dan teknologi serta peralatan asing yang canggih. Sedikit berbeda dangan fungsi relay pada umumnya, cara kerja Solid State Relay sederhana saja. Ujung input hanya membutuhkan arus dengan kontrol yang kecil serta kompatibilitas yang lebih baik dengan TTL, HTL, CMOS Integrated Circuit. SSR juga menggunakan  sirkuit keluaran yang mengadopsi thyristor dan transistor berdaya tinggi yang berfungsi untuk menyambung dan memutuskan arus beban.

Apa itu SSR (Solid State Relay)
SSR (Solid State Relay)

Apa itu SSR (Solid State Relay)? – Solid State Relay sangat banyak digunakan pada berbagai macam peralatan elektronik yang biasa kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Seperti diantaranya adalah berbagai peralatan seperti periferal komputer, termostat pemanas listrik, mesin CNC, remote control maupun peralatan otomatis industri. Kelebihan dan kekurangan Solid State Relay dibandingkan dengan relay konvensional antara lain dapat dibedakan dengan beberapa hal. Salah satunya adalah pada sistem pengoperasiannya serta reformasinya. Berikut akan kami ulas beberapa penjelasan singkatnya :

Kelebihan Solid State Relay

  1. Kelebihan yang pertama adalah minimnya suara yang dihasilkan oleh alat ini ketika kontraktor mengalami perubahan keadaan.
  2. Memiliki umur pemakaian yang lebih panjang dibandingkan dengan relay mekanik.
  3. Tidak menimbulkan percikan bunga api pada saat kontaktor mengalami perpindahan keadaan.
  4. Memiliki sifat yang tahan korosi sehingga umur pemakaian pun menjadi lebih panjang.
  5. Tidak seperti relay konvensional. Solid state relay sangat kebal dengan getaran atau goncangan.

Kekurangan Solid State Relay

  1. Tegangan yang dikontrol oleh SSR ini benar-benar tidak murni sehingga dapat berimbas ada komponen-komponen SSR yang lainnya.
  2. Terbuat dari bahan silikon, maka pada alat ini akan terdapat tegangan jatuh antara tegangan input dan output. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya tegangan drop.
  3. Dapat terjadi arus bocor (Leakage current). Dimana pada Solid Relay State yang dalam keadaan on atau off maka dalam kondisi yang ideal seharusnya tidak ada arus yang mengalir pada SSR. Namun tidak demikian pada komponen yang sebenarnya.
  4. Susah untuk diimplementasikan pada aplikasi multi fasa.
  5. Harganya jauh lebih mahal dari relay konvensional.

Apa Saja yang Dibutuhkan Untuk Bisa Mengakses Modul Solid State Relay Arduino?

Ada banyak tipe dari instalasi SSR, salah satu modul yang cukup mudah ditemui dalam bidang elektronika berikut ini. Berikut bahan yang perlu anda persiapkan :

  • Arduino Uno
  • Komputer + Software IDE Arduino
  • Modul SSR G3MB-202P
  • Lampu bohlam atau lampu philips
  • Kabel listrik

Dilihat dari bahan-bahan diatas, lalu seperti apa spesifikasinya?

  • Menggunakan SSR Tipe Omron G3MB-202P
  • Tegangan kerja untuk input yaitu  5Vdc dengan minimum arus 160mA
  • Beban output dapat mencapai tegangan maksimal 240VAC dengan maksimum arus 2A
  • Dimensi modul : 25x34x25mm
  • Menggunakan Terminal block type KF301
  • Tegangan untuk kontrol input : 0 – 2.5V (aktif Low) dan 3 – 5Vdc (aktif high)

Cara kerja Solid State Relay dapat dilihat dari rangkaiannya. Pada dasarnya prinsip kerjanya ini tidaklah rumit. Dimana triac berfungsi sebagai saklar utama, sedangkan phototriac berfungsi sebagai penghubung antara input dengan saklar utamanya. Phototriac inilah yang nantinya memberikan isolasi galvanis. Sederhananya, input dari arduino tentu tidak akan terhubung langsung dengan triac dari segi elektrikal.

Power Supply

Apa Itu Power Supply? dan Bagaimana Cara Kerjanya?

Apa Itu Power Supply?Power supply hampir ada di setiap rumah dan bangunan komersial. Mengetahui cara kerja dan fungsi power supply akan sangat membantu memenuhi kebutuhan daya. Misalnya, menyalakan lampu di atas kapal, menyalakan komputer, dan lainnya. Setiap model memiliki fungsi power supply yang berbeda. Pahami apa saja fungsi power supply AC-DC, bagaimana cara kerjanya, serta apa saja jenis power supply. Temukan jawaban selengkapnya di artikel ini!

Apa itu Power Supply?

Power supply adalah komponen yang memasok daya ke satu atau lebih beban listrik. Umumnya, power supply mengubah satu jenis daya listrik ke yang lain. Tetapi, juga mampu mengubah bentuk energi yang berbeda. Contohnya matahari, mekanik, atau kimia menjadi energi listrik. Power supply menyediakan komponen dengan daya listrik. Misalnya, power supply komputer mengubah arus AC menjadi DC. Umumnya, power supply untuk komputer ada di sisi belakang CPU dilengkapi satu kipas.

Bagaimana Cara Kerja Power Supply?

Power supply menghasilkan tegangan dan mengubahnya menjadi daya DC. Proses ini mengirim tegangan yang tidak teratur atau tidak stabil yang dihasilkan dari power supply. Tetapi, kalau kamu ingin menghasilkan daya yang bisa diatur, butuh perangkat untuk mengatur tegangan seperti trafo.

Fungsi Power Supply

Pada dasarnya, fungsi power supply bisa dijumpai di semua model dengan fitur tambahan tergantung jenis perangkat. Power supply dapat diatur agar bisa mengubah tegangan naik atau turun, mengubah daya menjadi arus searah atau mengatur daya untuk tegangan output yang lebih lancar.

Fungsi power supply yang banyak bisa memenuhi berbagai kebutuhan listrik. Diantaranya:

  • Dapat menaikkan atau menurunkan tegangan, dengan trafo kita bisa mengubah tegangan menjadi AC/DC sesuai kebutuhan.
  • Menyediakan beberapa metode pembagian tegangan untuk memenuhi kebutuhan peralatan listrik.
  • Mengubah tegangan AC ke tegangan DC dengan penyearah setengah gelombang atau gelombang penuh.
  • Memfilter atau menyaring tegangan DC non stabil ke tegangan stabil DC untuk kebutuhan peralatan.
  • Mengatur output power supply secara proporsional dengan beban yang diterapkan.

3 Komponen Utama Power Supply

etelah memahami apa fungsi power supply, sekarang mari pelajari ketiga komponen power supply berikut ini.

  • Transformator
    Trafo mengubah tegangan input ke level tegangan output yang dibutuhkan. Perangkat ini dapat menaikkan atau menurunkan tegangan. Biasanya, tegangan DC yang dibutuhkan jauh lebih kecil daripada tegangan AC yang masuk dari sumber listrik utama.
  • Rectifier
    Untuk mengubah daya yang masuk dari AC ke DC, power supply menggunakan penyearah, yaitu suatu perangkat yang dapat mengubah tegangan menjadi setengah gelombang, gelombang penuh, atau bridge.
  • Filter
    Ketika fungsi power supply mengubah daya AC berubah menjadi DC, tegangannya masih belum stabil atau tidak teratur. Sekalipun, filter tak sepenuhnya mengubah gelombang menjadi nol, namun sangat membantu dalam stabilitas tegangan.

Jenis-jenis Power Supply

Bukan hanya fungsi power supply saja yang beragam, ternyata ada beberapa jenis power supply yang bisa dijumpai di pasaran sebagai berikut.

1. High voltage power supply

Jenis power supply yang pertama adalah high voltage power supply. Fungsi power supply bertegangan tinggi umumnya untuk peralatan industri maupun perkantoran. Terutama, peralatan yang membutuhkan tegangan hingga ratusan sampai ribuan volt. Contohnya seperti mesin x-ray, mesin pabrik, dan sebagainya.

2. AC power supply

Berikutnya, jenis yang kedua adalah AC power supply, yaitu power supply yang menghasilkan arus bolak balik atau alternating current. Fungsi power supply ini mengubah tegangan AC ke tegangan lain. Sebagai contoh AC power supply dipakai untuk menaikkan tegangan AC 110 volt ke 220 volt. Atau sebaliknya, menurunkan tegangan 220 volt ke 110 volt.

3. DC power supply

Jenis selanjutnya adalah DC power supply atau direct current yang menghasilkan arus listrik searah. Fungsi power supply DC, yaitu menyediakan tegangan arus listrik dengan polaritas tetap yakni positif dan negatif sebagai beban. Terdiri dari dua jenis, yaitu:

  • Linear regulator. Sebagai pengubah tegangan DC yang berubah-ubah menjadi stabil dan menurunkan tegangan input DC.
  • AC to DC power supply. Sebagai peralatan dengan fungsi power supply berupa pengubah tegangan AC menjadi DC yang dilengkapi trafo (penurun tegangan), kapasitor (penyaring), serta dioda (penyearah arus listrik).

4. Programmable power supply

Jenis catu daya berikutnya adalah programmable power supply. Fungsi power supply ini menghasilkan tegangan arus listrik yang dioperasikan lewat remote control model digital maupun analog. Contohnya seperti GPIB atau RS232.

5. Switch-mode power supply (SMPS)

Untuk menyearahkan dan menyaring tegangan AC menjadi DC, kita membutuhkan fungsi switch-mode power supply. Dinamakan switch mode, sebab tegangan DC dapat dinyalakan atau dimatikan (switch on/off) pada sirkuit frekuensi tinggi. Kemudian nantinya menghasilkan output berupa tegangan AC untuk melewati trafo berfrekuensi tinggi.

6. Uninterruptible power supply (UPS)

UPS adalah jenis fungsi power supply lainnya yang umum ditemui dalam seperangkat komputer. Dengan UPS baterai dapat menyediakan arus listrik sebagai cadangan ketika listrik padam. Sehingga, pengguna komputer masih tetap bisa mengoperasikan komputernya selama beberapa saat ketika listrik mati, seperti menyimpan data atau tugas di komputernya agar tidak hilang.