Apa itu SSR (Solid State Relay) Kelebihan dan Kekurangan
Apa itu SSR (Solid State Relay)? – Pengertian Solid State Relay atau yang sering disingkat SSR merupakan sebuah saklar elektromekanik yang memiliki sifat semi konduktor. Komponen satu ini biasanya banyak diaplikasikan pada industri-industri sebagai device pengendali. Solid State Relay (SSR) merupakan tipe terbaru saklar elektronik non kontak yang memiliki performa dan teknologi serta peralatan asing yang canggih. Sedikit berbeda dangan fungsi relay pada umumnya, cara kerja Solid State Relay sederhana saja. Ujung input hanya membutuhkan arus dengan kontrol yang kecil serta kompatibilitas yang lebih baik dengan TTL, HTL, CMOS Integrated Circuit. SSR juga menggunakan sirkuit keluaran yang mengadopsi thyristor dan transistor berdaya tinggi yang berfungsi untuk menyambung dan memutuskan arus beban.


Apa itu SSR (Solid State Relay)? – Solid State Relay sangat banyak digunakan pada berbagai macam peralatan elektronik yang biasa kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Seperti diantaranya adalah berbagai peralatan seperti periferal komputer, termostat pemanas listrik, mesin CNC, remote control maupun peralatan otomatis industri. Kelebihan dan kekurangan Solid State Relay dibandingkan dengan relay konvensional antara lain dapat dibedakan dengan beberapa hal. Salah satunya adalah pada sistem pengoperasiannya serta reformasinya. Berikut akan kami ulas beberapa penjelasan singkatnya :
Kelebihan Solid State Relay
- Kelebihan yang pertama adalah minimnya suara yang dihasilkan oleh alat ini ketika kontraktor mengalami perubahan keadaan.
- Memiliki umur pemakaian yang lebih panjang dibandingkan dengan relay mekanik.
- Tidak menimbulkan percikan bunga api pada saat kontaktor mengalami perpindahan keadaan.
- Memiliki sifat yang tahan korosi sehingga umur pemakaian pun menjadi lebih panjang.
- Tidak seperti relay konvensional. Solid state relay sangat kebal dengan getaran atau goncangan.
Kekurangan Solid State Relay
- Tegangan yang dikontrol oleh SSR ini benar-benar tidak murni sehingga dapat berimbas ada komponen-komponen SSR yang lainnya.
- Terbuat dari bahan silikon, maka pada alat ini akan terdapat tegangan jatuh antara tegangan input dan output. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya tegangan drop.
- Dapat terjadi arus bocor (Leakage current). Dimana pada Solid Relay State yang dalam keadaan on atau off maka dalam kondisi yang ideal seharusnya tidak ada arus yang mengalir pada SSR. Namun tidak demikian pada komponen yang sebenarnya.
- Susah untuk diimplementasikan pada aplikasi multi fasa.
- Harganya jauh lebih mahal dari relay konvensional.
Apa Saja yang Dibutuhkan Untuk Bisa Mengakses Modul Solid State Relay Arduino?
Ada banyak tipe dari instalasi SSR, salah satu modul yang cukup mudah ditemui dalam bidang elektronika berikut ini. Berikut bahan yang perlu anda persiapkan :
- Arduino Uno
- Komputer + Software IDE Arduino
- Modul SSR G3MB-202P
- Lampu bohlam atau lampu philips
- Kabel listrik
Dilihat dari bahan-bahan diatas, lalu seperti apa spesifikasinya?
- Menggunakan SSR Tipe Omron G3MB-202P
- Tegangan kerja untuk input yaitu 5Vdc dengan minimum arus 160mA
- Beban output dapat mencapai tegangan maksimal 240VAC dengan maksimum arus 2A
- Dimensi modul : 25x34x25mm
- Menggunakan Terminal block type KF301
- Tegangan untuk kontrol input : 0 – 2.5V (aktif Low) dan 3 – 5Vdc (aktif high)
Cara kerja Solid State Relay dapat dilihat dari rangkaiannya. Pada dasarnya prinsip kerjanya ini tidaklah rumit. Dimana triac berfungsi sebagai saklar utama, sedangkan phototriac berfungsi sebagai penghubung antara input dengan saklar utamanya. Phototriac inilah yang nantinya memberikan isolasi galvanis. Sederhananya, input dari arduino tentu tidak akan terhubung langsung dengan triac dari segi elektrikal.
Apa Itu Power Supply? dan Bagaimana Cara Kerjanya?
Apa Itu Power Supply? – Power supply hampir ada di setiap rumah dan bangunan komersial. Mengetahui cara kerja dan fungsi power supply akan sangat membantu memenuhi kebutuhan daya. Misalnya, menyalakan lampu di atas kapal, menyalakan komputer, dan lainnya. Setiap model memiliki fungsi power supply yang berbeda. Pahami apa saja fungsi power supply AC-DC, bagaimana cara kerjanya, serta apa saja jenis power supply. Temukan jawaban selengkapnya di artikel ini!
Apa itu Power Supply?
Power supply adalah komponen yang memasok daya ke satu atau lebih beban listrik. Umumnya, power supply mengubah satu jenis daya listrik ke yang lain. Tetapi, juga mampu mengubah bentuk energi yang berbeda. Contohnya matahari, mekanik, atau kimia menjadi energi listrik. Power supply menyediakan komponen dengan daya listrik. Misalnya, power supply komputer mengubah arus AC menjadi DC. Umumnya, power supply untuk komputer ada di sisi belakang CPU dilengkapi satu kipas.
Bagaimana Cara Kerja Power Supply?
Power supply menghasilkan tegangan dan mengubahnya menjadi daya DC. Proses ini mengirim tegangan yang tidak teratur atau tidak stabil yang dihasilkan dari power supply. Tetapi, kalau kamu ingin menghasilkan daya yang bisa diatur, butuh perangkat untuk mengatur tegangan seperti trafo.
Fungsi Power Supply
Pada dasarnya, fungsi power supply bisa dijumpai di semua model dengan fitur tambahan tergantung jenis perangkat. Power supply dapat diatur agar bisa mengubah tegangan naik atau turun, mengubah daya menjadi arus searah atau mengatur daya untuk tegangan output yang lebih lancar.
Fungsi power supply yang banyak bisa memenuhi berbagai kebutuhan listrik. Diantaranya:
- Dapat menaikkan atau menurunkan tegangan, dengan trafo kita bisa mengubah tegangan menjadi AC/DC sesuai kebutuhan.
- Menyediakan beberapa metode pembagian tegangan untuk memenuhi kebutuhan peralatan listrik.
- Mengubah tegangan AC ke tegangan DC dengan penyearah setengah gelombang atau gelombang penuh.
- Memfilter atau menyaring tegangan DC non stabil ke tegangan stabil DC untuk kebutuhan peralatan.
- Mengatur output power supply secara proporsional dengan beban yang diterapkan.
3 Komponen Utama Power Supply
etelah memahami apa fungsi power supply, sekarang mari pelajari ketiga komponen power supply berikut ini.
- Transformator
Trafo mengubah tegangan input ke level tegangan output yang dibutuhkan. Perangkat ini dapat menaikkan atau menurunkan tegangan. Biasanya, tegangan DC yang dibutuhkan jauh lebih kecil daripada tegangan AC yang masuk dari sumber listrik utama. - Rectifier
Untuk mengubah daya yang masuk dari AC ke DC, power supply menggunakan penyearah, yaitu suatu perangkat yang dapat mengubah tegangan menjadi setengah gelombang, gelombang penuh, atau bridge. - Filter
Ketika fungsi power supply mengubah daya AC berubah menjadi DC, tegangannya masih belum stabil atau tidak teratur. Sekalipun, filter tak sepenuhnya mengubah gelombang menjadi nol, namun sangat membantu dalam stabilitas tegangan.
Jenis-jenis Power Supply
Bukan hanya fungsi power supply saja yang beragam, ternyata ada beberapa jenis power supply yang bisa dijumpai di pasaran sebagai berikut.
1. High voltage power supply
Jenis power supply yang pertama adalah high voltage power supply. Fungsi power supply bertegangan tinggi umumnya untuk peralatan industri maupun perkantoran. Terutama, peralatan yang membutuhkan tegangan hingga ratusan sampai ribuan volt. Contohnya seperti mesin x-ray, mesin pabrik, dan sebagainya.
2. AC power supply
Berikutnya, jenis yang kedua adalah AC power supply, yaitu power supply yang menghasilkan arus bolak balik atau alternating current. Fungsi power supply ini mengubah tegangan AC ke tegangan lain. Sebagai contoh AC power supply dipakai untuk menaikkan tegangan AC 110 volt ke 220 volt. Atau sebaliknya, menurunkan tegangan 220 volt ke 110 volt.
3. DC power supply
Jenis selanjutnya adalah DC power supply atau direct current yang menghasilkan arus listrik searah. Fungsi power supply DC, yaitu menyediakan tegangan arus listrik dengan polaritas tetap yakni positif dan negatif sebagai beban. Terdiri dari dua jenis, yaitu:
- Linear regulator. Sebagai pengubah tegangan DC yang berubah-ubah menjadi stabil dan menurunkan tegangan input DC.
- AC to DC power supply. Sebagai peralatan dengan fungsi power supply berupa pengubah tegangan AC menjadi DC yang dilengkapi trafo (penurun tegangan), kapasitor (penyaring), serta dioda (penyearah arus listrik).
4. Programmable power supply
Jenis catu daya berikutnya adalah programmable power supply. Fungsi power supply ini menghasilkan tegangan arus listrik yang dioperasikan lewat remote control model digital maupun analog. Contohnya seperti GPIB atau RS232.
5. Switch-mode power supply (SMPS)
Untuk menyearahkan dan menyaring tegangan AC menjadi DC, kita membutuhkan fungsi switch-mode power supply. Dinamakan switch mode, sebab tegangan DC dapat dinyalakan atau dimatikan (switch on/off) pada sirkuit frekuensi tinggi. Kemudian nantinya menghasilkan output berupa tegangan AC untuk melewati trafo berfrekuensi tinggi.
6. Uninterruptible power supply (UPS)
UPS adalah jenis fungsi power supply lainnya yang umum ditemui dalam seperangkat komputer. Dengan UPS baterai dapat menyediakan arus listrik sebagai cadangan ketika listrik padam. Sehingga, pengguna komputer masih tetap bisa mengoperasikan komputernya selama beberapa saat ketika listrik mati, seperti menyimpan data atau tugas di komputernya agar tidak hilang.
Kesalahan Yang Sering Terjadi Dalam Pemakaian Pengaman Motor
Karena adanya perbedaan karakteristik dari beban pada saat dijalankan “on” antara beban distribusi (gambar 1) dan beban motor (gambar 2) maka dibutuhkan jenis pengaman yang berbeda untuk masing-masing beban.


Perubahan karakteristik pengaman beban lebih menyebabkan peralatan tidak berfungsi sebagaimana mestinya, sehingga dapat menyebabkan motor terbakar saat arus beban lebih. Untuk mengatasi masalah tersebut, gunakanlah“Motor Circuit Breaker” tipe GV.
Motor kontrol dan proteksi :
Dengan menggunakan tipe breaker motor yang benar (GV), akan didapatkan proteksi yang baik terhadap manusia dan instalasi, sesuai dengan IEC 947. Pada saat ini dipasarkan jenis GV sebagai berikut :
Motor CB tipe GV2ME:
- Digunakan sebagai starter manual maupun bersamaan dengan kontaktor
- Mengkombinasikan proteksi hubung singkat dan beban lebih
- GV3 menggunakan teknologi terbaru EverLink untuk menjamin ketahanan koneksi
- Kapasitas pemutusan dari 15 kA sampai 100 kA
Motor CB tipe GV2P :
- Untuk pengoperasian bersamaan dengan kontaktor
- Mengkombinasikan proteksi hubung singkat dan beban lebih
- GV2 menggunakan teknologi terbaru 2 kontak per kutub untuk kapasitas pemutusan yang tinggi
- Rotary handle dengan posisi on-off-trip
- Kapasitas pemutusan dari 50 kA sampai 100 kA
Motor CB tipe GV2L
- Digunakan pada asosiasi 3 komponen (dengan kontaktor dan pengaman beban lebih)
- Hanya untuk proteksi hubung singkat
- GV2L menggunakan teknologi terbaru 2 kontak per kutub untuk kapasitas pemutusan yang tinggi
- Rotary handle dengan posisi on-off-trip
- Untuk aplikasi kelas 20 atau proteksi group
- Kapasitas pemutusan dari 35 kA sampai 100 kA (GV2-L)
Motor CB tipe Thermal Magnetic (GV2-ME, GV2-P, GV3-ME, GV7-R).
CONTROL DIRECT ONLINE STARTER ATAU DOL STARTER
Direct Online Starter adalah istilah yang berasal dari bahasa Inggris, yang berarti “Langsung Nyala”. Jenis kontrol ini adalah metode pengaturan yang paling dasar sekali dalam dunia kendali-mengendalikan motor. Biasanya digunakan untuk proses yang cuma membutuhkan motor bisa dihidupkan kapanpun dimanapun semua suka dengan arah putaran tertentu, jika ingin bisa dua arah ada kontrol maju-mundur atau yang dinamakan “forward-reverse”.
Macam-macam dan Fungsi Panel Pada Genset
Genset sendiri terdiri dari panel-panel yang identik terhadap pengontrolan dan dirancang secara manual ataupun otomatis untuk generator listrik. Biasanya panel ini ada yang bersifat digital maupun konvensional. Sebenarnya panel-panel generator seti itu terbagi menjadi Panel ATS (Automatic Transfer Switch), Panel AMF (Automatic Main Failure) dan Panel Synchronizing Generator. Adapun masing-masing penjelasan tentang panel pada generator set di atas, adalah sebagai berikut :
- Panel AMF (Automatic Main Failure)
Adalah panel listrik dengan fungsinya mengontrol sistem on atau off pada mesin generator dengan otomatis. Dimana bila listrik utama telah mengalami pemutusan pada sumber dayanya dengan begitu panel kontrol menyalakan mesin generator set dengan otomatis. Selain itu bila sumber listrik yang utama menyala lagi dengan begitu panel kontrol pun langsung otomatis mematikan mesin tersebut pula. Umumnya panel generator set yang satu ini dikombinasikan dengan panel pada generator set ATS, yang umumnya disebut juga dengan nama Panel ATS-AMF. - Panel Synchronizing Generator
Adalah panel yang satu ini termasuk panel listrik di rancang agar menggabungkan 2 maupun sumber listrik yang lebih dari generator, yakni melakukan paralel generator. Adapun fungsi dari melakukan paralel genset ini yaitu untuk memperoleh sumber dari daya listrik lebih besar terhadap jalur transmisi sama. Satu hal yang pasti mempunyai ketentuan yang wajib diterapkan berhubungan dengan urutan fasa, frekuensi dan tegangan efektif. Adapun panel generator set jenis ini umumnya dirancang demi mempunyai sumber listrik di atas 1 sumber. - Panel ATS (Automatic Transfer Switch) untuk genset sendiri
Adalah panel listrik dengan fungsi mengendalikan 2 sumber aliran listrik yang bisa ditangani secara otomatis dan aman tentunya. Panel genset ATS ini sebenarnya cocok bila di pakai di pabrik, kantor ataupun rumah yang menginginkan sistem keamanan ketika perpindahan sumber aliran listrik yang utama menuju sumber listrik secara alternatif.


Adapun 3 jenis dari panel kontrol tersebut adalah panel listrik di mana penggunaannya sangat erat dengan generator set, dengan begitu wajar jika disebut juga dengan panel generator set. Walaupun masih banyak sekali bermacam-macam panel lainnya, seperti panel listrik LVMDP, panel listrik lightening, panel kapasitor bank dan sebagainya.
Prinsip Kerja dan Fungsi Rangkaian Kontrol Panel ATS
Cara kerja dari rangkaian kontrol panel genset ATS, dalam kondisi suplay PLN atau utama yang bekerja biasanya kontraktor PLN. Di mana kontraktor PLN bekerja jika arus listrik akan mengalir lewat MCB PLN. Bila terjadi pemadaman secara otomatis oleh PLN maka rangkaian pun tak akan aktif, rangkaian ini pun siap menunggu sampai listrik PLN menyala lagi, dengan begitu suplai generator set pun masuk kembali. Bila yang masuk merupakan listrik generator dengan begitu rangkaian secara otomatis melakukan suplai listrik pada generator menuju beban dengan otomatis lewat kontak NC Relay, Kontak NC kontraktor PLN, dan MCB GNS untuk dapat mengaktifkan kontraktor pada GNS.
Lalu, bila sumber listrik dari PLN menyala kembali, dengan begitu rangkaian pun secara otomatis akan memutus sumber aliran listrik pada generator, lewat pengaktifan bagian kotak relay. Di saat yang bersamaan, kontak pada NO Timer atau Normally Open Timer menunggu agar bisa terhubung sesuai pengaturan waktu. Dengan begitu mengalirkan sumber arus listrik menuju kontraktor PLN. Di mana lewat masuknya aliran listrik di PLN sehingga semua coil pun pada kondisi yang tidak aktif. Dengan begitu rangkaian aman serta boleh dirakit. Untuk merakit panel ATS ini memerlukan box panel, timer atau on delay, MCB, socket relay, socket timer, kabel, kabel ties, terminal konektor, kontraktor dan juga lampu indikator.
Berdasarkan penjelasan di atas, bisa disimpulkan di mana generator berperan begitu vital untuk menyediakan segala keperluan sumber daya secara alternatif. Panel-panel utama yang terdapat pada generator set memberikan fungsi yang berbeda-beda demi menunjang kinerja dari generator listrik itu sendiri. Seperti halnya fungsi dan prinsip kerja pada sistem kontrol panel ATS yang terdapat pada genset sebagai pengontrol sumber aliran listrik.
Cara Aman Menyambung dan Crimping Skun Kabel Listrik
Cara Aman Menyambung dan Crimping Skun Kabel Listrik – Pada saat kita menggunakan kabel listrik, tentunya tidak terlepas dengan proses sambung-menyambung kabel listrik. Baik itu menyambung antar kabel, kabel ke terminal, ataupun kabel ke PCB (Printed Circuit Board).
Berbagai Cara Menyambung Kabel
Cara Aman Menyambung kabel listrik yang aman ini ada beberapa cara yang dapat dilakukan, diantaranya adalah :
- Menyambung dengan menggunakan simpul (antar kabel)
- Menggunakan solder dan timah (antar kabel, terminal, atau PCB)
- Menyambung dengan menggunakan skun (antar kabel dan terminal)
Metode-metode penyambungan yang telah disebutkan tentunya memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Menyambung Menggunakan Simpul (Sambungan Ekor Babi)
Jika dilihat dari sisi kemudahannya, menyambung menggunakan simpul adalah yang paling mudah dilakukan karena tidak memerlukan alat khusus.
Hanya dengan mengupas kabel dan menyambungnya dengan cara memuntir kedua kabel atau menggunakan simpul, kabel sudah tersambung. Sambungan kabel listrik model ini sering disebut juga dengan istilah sambungan ekor babi.
Namun tentunya dengan cara ini jika simpul yang digunakan kurang bagus, maka saat kabel tertarik kabel akan mudah putus
Menyambung Menggunakan Solder dan Timah
Jikadilihat dari sisi kekuatan sambungan, menyambung dengan menggunakan solder dan timah tentunya akan membuat sambungan bersifat permanen dan kuat.
Menyambung Menggunakan Skun
Nah, jika kalian ingin membuat sambungan yang semi permanen (dapat dilepas pasang namun memiliki sambungan yang kuat), maka menggunakan skun kabel listrik adalah cara yang tepat.
Di artikel kali ini, kita akan membahas mengenai skun kabel listrik secara rinci dan bagaimana cara tepat menggunakan benda kecil serbaguna ini.
Skun Kabel Listrik
Skun sendiri adalah terminal atau konektor yang dapat dipasang pada kabel secara bebas (free hanging-tidak menggunakan rumah soket). Bahan dari skun ini juga bermacam-macam mulai dari tembaga, kuningan, sampai alumunium.
Bahan terbaik dari skun adalah skun tembaga karena skun tembaga tidak mudah berkarat dan memiliki usia pakai yang panjang.
Selain bahannya, bentuknya dan ukurannya pun bermacam-macam mulai dari yang berbentuk snap on sampai yang menggunakan baut.
Untuk memilih bentuk skun kabel ini tentunya sesuaikan juga dengan kebutuhan dan ukuran kabel yang kalian gunakan.
Cara Memasang Skun yang Benar
Lalu bagaimana cara memasang skun kabel yang baik dan benar sehingga kabel dan skun kuat terpasang? Ada 3 cara untuk memasang skun ini ke kabel yaitu:
Pertama, dengan menggunakan tang long nose
Cara ini adalah yang paling mudah karena tool-nya mudah ditemukan dan harganya tidak terlalu mahal. Caranya cukup mudah, kalian tinggal mengupas kabel dan menempatkan pada skun lalu menguncinya dengan tang long nose ini dan jangan lupa untuk mengecek kekuatan sambungan dengan cara menariknya.
Namun yang perlu diperhatikan jika kalian menggunakan tang ini adalah sering kali pengunci kabel pada skun tidak ter-crimp atau terpasang dengan baik sehingga kabel mudah lepas dari skunnya dan cukup sulit untuk membuat bentuk penguncian yang bagus.
Jad pastikan kalian menguncinya dengan cukup baik sehingga menghasilkan sambungan kabel dan skun yang kuat.
Kedua, dengan menggunakan crimper atau crimping tool
Namun tools ini selain harganya cukup mahal, jenisnya pun bermacam-macam sesuai dengan bentuk skun yang digunakan. Meskipun ada crimper yang universal, tetapi untuk pemakaiannya tetap terbatas untuk jenis skun tertentu.
Jadi jika kalian ingin menggunakan crimping tool ini sesuaikan dengan skun yang kalian gunakan. Tentunya crimping tool ini akan menghasilkan sambungan dan penguncian yang sangat kuat dan rapi.
Ketiga, dengan menggunakan solder dan timah
Jika kalian menginginkan sambungan yang kuat pada skun, maka solder dan timah dapat memberikan hasil tersebut. Namun penggunaan solder dan timah akan cukup sulit pada jenis skun tertentu, seperti skun yang memiliki insulator karena dengan mudah insulator akan meleleh jika dipanaskan.
Selain itu, penggunaan timah yang terlalu banyak juga membuat skun tidak dapat terpasang dengan baik pada terminal atau skun lain karena terhalang oleh timah, sehingga pastikan kalian menggunakan timah secukupnya.