Fungsi KWH Meter dan Prinsip Kerjanya

Fungsi KWH Meter – KWH Meter adalah alat yang digunakan untuk menghitung daya listrik pengguna setiap bulan dan akan menentukan besar pembayaran listrik setiap bulannya. Alat ini akan dengan mudah di temui di setiap rumah.

Listrik merupakan kebutuhan penting bagi setiap orang. Dengan adanya hal ini akan membantu pekerjaan sehari-hari. Bisa dibayangkan jika saat ini belum ada listrik, maka tidak akan ada penggunaan teknologi canggih seperti saat ini.

Jika Anda perhatikan di setiap rumah akan memiliki alat yang disebut sebagai KWH meter. KWH meter menggunakan sistem medan magnet yang terinduksi dan mampu menggerakkan aluminium dengan bentuk piringan.

Dengan menggunakan sistem induksi medan magnet tersebut untuk menggerakkan piringan aluminium, akan menandakan pemakaian energi listrik. Pergerakan cepat atau lambat dari piringan tersebut maka sekian pula penggunaan listrik dalam periode tertentu.

Besar energi listrik yang digunakan dicatat oleh alat ini. KWH meter juga akan menentukan seberapa banyak pembayaran untuk pemakaian daya listrik PLN yang digunakan setiap bulannya.

Fungsi KWH Meter yang Perlu Diketahui

Fungsi KWH Meter – Alat satu ini merupakan kependekan dari kilowatt-hour yang memiliki fungsi dalam melakukan perhitungan pemakaian energi pada instalasi listrik dari PLN. Hingga saat ini, sudah terdapat dua jenis alat ini yakni jenis pasca bayar atau disebut analog dan jenis pulsa atau digital.

Kedua jenis tersebut memiliki fungsi yang sama yakni mencatat pemakaian listrik setiap bulannya. Tidak akan berpengaruh terhadap besarnya daya yang dapat ditampung pada penggunaanya. Hanya saja sistem yang digunakannya sedikit berbeda.

KWH meter terdiri atas tiga buah kumparan. Ketiganya dibagi menjadi dua jenis yakni satu kumparan tegangan yang bentuknya koil dengan diameter tipis. Sedangkan, dua kumparan lainnya memiliki bentuk coil dengan diameter tebal.

Selain memiliki 3 kumparan, alat ini juga dilengkapi dengan magnet permanen di bagian dalamnya. Fungsi dari magnet permanen ini adalah untuk menetralkan aluminum dari induksi medan magnet.

Adanya pungutan biaya setiap bulannya yang dibebankan kepada pelanggan PLN bertujuan untuk ketersediaan biaya dalam pekerjaan pegawai PLN. Dalam hal ini untuk mengalirkan listrik, maintenance alat dan untuk membangun infrastruktur pada gardu listrik setiap tempat.

Jenis dari KWH Meter

KWH meter pada awalnya hanya terdiri dari satu jenis saja yakni konvensional atau analog. Namun, belakangan telah berkembang bentuk lainnya yakni digital.

1. Analog

Jenis KWH Meter analog ini memiliki beberapa komponen penting yang menyusunnya. Di antaranya alat setel, piringan, magnet permanen, terminal, kumparan tegangan dan berbagai komponen elektronika yang berukuran cukup kecil.

Elemen utama pada penggeraknya terdiri dari dua jenis kumparan yakni kumparan arus dan tegangan. Pada saat arus menuju ke kumparan dan melewatinya, maka dalam prosesnya akan menghasilkan fluks magnet.

Elemen yang bergerak atau berputar terdiri dari sebuah piringan yang terbuat dari bahan penghantar panas dilengkapi dengan lubang kecil berlekuk. Piringan akan mengalami perputaran di antara poros dan bantalan dan gigi roda di dalam alat tersebut.

2. Digital

Seiring dengan perkembangan teknologi, penggunaan meteran digital mulai banyak digunakan. Bahkan, sebagian orang beralih menggunakan sistem ini. salah-satu alasannya adalah karena sistemnya yang lebih modern dan lebih pintar dari jenis analog.

Jenis ini sering juga disebut meteran pulsa. Pada alat ini akan terdapat label info mengenai besaran daya listrik yang telah digunakan. Komponennya terdiri dari indikator LED, segel metrology, indicator kontraktor, LCD untuk isi token dan keypad untuk masukkan nomor.

Bagi Anda yang menggunakan sistem ini, harus membeli pulsa token listrik sebelum digunakan. Jika pulsa dalam tabungan telah habis, maka secara otomatis rumah akan berhenti dialiri listrik.

Hal yang membedakan dari kedua jenis ini adalah cara pembayarannya. Jenis analog menggunakan sistem pembayaran pascabayar. Sedangkan, dalam bentuk digital menggunakan sistem prabayar. Sedangkan untuk sistem input daya tidak ada perbedaan.

Prinsip Kerja KWH Meter Analog

Prinsip kerja KWH meter menghasilkan arus fluks bolak balik Φc dari arus beban. Kemudian arus tersebut melewati piringan aluminium dan terinduksi dan timbul tegangan dan eddy current. Kumparan lainnya Bp akan menghasilkan fluks bolak balik Φp yang melintas di arus If.

Dengan ini piringan akan menerima resultan dan gaya dari torsi yang menyebabkan piringan akan melakukan putaran. Fluks Φp serta arus IF adalah torsi putaran sebanding dan harga cosinus di antara sudutnya dan seterusnya.

Semakin besar daya aktif semakin cepat piringan tersebut mengalami perputaran dan sebaliknya. Dari proses tersebut dapat dilakukan perhitungan besar tagihan listrik yang perlu dibayarkan setiap bulannya.

Besaran listrik yang dipakai setiap bulannya akan di kali dengan tarif dasar listrik atau TDL. Kemudian setelah dikalikan antara keduanya, maka akan ditambahkan dengan biaya lainnya yakni biaya pajak dan biaya abonemen.

Meski pemakaian daya dari PLN dicatat, namun pihak PLN tidak bisa leluasa dalam mengendalikan alat yang ada di rumah Anda ini. Alat ini hanya akan mencatat pemakaian yang Anda gunakan setiap bulannya.

Prinsip Kerja KWH Meter Digital

Prinsip kerja KWH Meter digital menggunakan sistem yang telah diprogram sebelumnya dan berjalan secara otomatis. Program ini terdapat di bagian mikroprosesor lain dengan prinsip analog yang menggunakan prinsip kumparan induksi.

Penggunaan meteran jenis ini sama dengan sistem analog yakni akan menerima input sinyal tegangan. Perbedaan sistem analog hanya akan meng input secara analog saja. Sedangkan, sistem digital input analog akan terkonversi menjadi sinyal digital berlangsung secara berkala.

Pada prinsip kerjanya, pelanggan harus membeli pulsa atau token listrik untuk memastikan daya listrik tetap dialiri ke dalam rumahnya. Ini berguna sebagai tabungan daya listrik. Jika sewaktu-waktu token tersebut akan habis akan didapati bunyi peringatan.

Pada saat tabungan atau token listrik habis dan tidak diisi kembali, maka pemutusan aliran secara otomatis dapat terjadi. Lain halnya dengan penggunaan analog yang pemutusannya tidak langsung terjadi. Alat ini juga disebut sebagai meteran pintar.

Dengan menggunakan ini, Anda bisa dengan leluasa menentukan seberapa banyak token listrik yang akan digunakan karena menggunakan sistem prabayar. Ini tidak berlaku pada analog karena pembayaran akan dilakukan setiap bulannya.

Ini adalah perbedaan paling mencolok yakni sistem pembayaran yang digunakan. Dengan sistem digital ini Anda harus menginput sendiri kode token melalui keypad tersedia dalam alat tersebut dan akan terisi secara otomatis nantinya.

Lain halnya dengan penggunaan analog, Anda tidak akan menemukan hal tersebut karena diatur oleh pihak PLN. Namun, dalam hal ini alat tersebut sebagai pencatatan penggunaan daya, tidak ada pihak yang bisa mengubah atau mengendalikan lajunya, meskipun itu dari pihak PLN.