Cara Kerja Penangkal Petir

Cara Kerja Penangkal Petir – Bunyi menggelegar dan kilatan cahaya dari petir seringkali menjadi pertanda awal datangnya hujan. Selain mewaspadai banjir, Anda juga perlu mewaspadai adanya bahaya sambaran petir.
Tahukah Anda? Petir mengandung tegangan listrik yang sangat besar. Jika tidak dikendalikan dengan baik, sambaran petir bisa mengancam nyawa manusia dan merusak lingkungan. Inilah alasan Anda butuh penangkal petir di hunian Anda.

Jika dulu penangkal petir kurang sulit didapat karena alasan biaya, kini tidak lagi. Penangkal sudah semakin terjangkau dan pemasangannya pun kian mudah. Kalau Anda berencana memasang alat ini, ketahui dulu konsep penangkal petir, cara kerja penangkal, tipe penangkal, harga penangkal, hingga pemasangan penangkal konvensional. Yuk, disimak pembahasannya dalam poin-poin berikut!

  • Apa Itu Penangkal Petir?
  • Pertimbangan Memiliki Penangkal Petir untuk Rumah
  • Bagian-bagian pada Penangkal Listrik
  • Pemasangan Penangkal Petir Konvensional
  • Harga Penangkal Petir

Simak ulasan lengkap seputar penangkal petir di artikel ini!

Apa Itu Penangkal Petir?

Penangkal Petir

Penangkal petir adalah perangkat sederhana berupa batang berbentuk tombak dari bahan logam yang runcing dan kabel. Ada 3 bagian komponen utama perangkat ini, yaitu splitzen atau batang penangkal, kawat konduktor, dan grounding atau tempat pembumian.
Rangkaian ini adalah jalur bagi arus listrik dari petir untuk diteruskan langsung ke permukaan bumi. Tak heran jika penangkal petir sering ditemukan pada gedung pencakar langit karena bangunan bertingkat tinggi relatif dekat jaraknya dengan langit sehingga sangat rentan terhadap sambaran.

1. Fungsi Penangkal Petir

Fungsi utama penangkal petir adalah sebagai media penghantar listrik dari sambaran kilat yang diteruskan ke media lain seperti tanah. Selain itu, penangkal petir juga dapat meredam efek sambaran yang membahayakan. Penangkal dapat mencegah terjadinya konslet aliran listrik saat cuaca buruk dan banyak sambaran.

2. Cara Kerja Penangkal Petir

Penangkal Petir

Fungsi perangkat ini sebenarnya bukan untuk mencegah datangnya petir yang menyambar benda-benda di bawah awan. Alat ini justru menangkap daya tarik-menarik muatan listrik yang berasal dari petir tersebut untuk disalurkan ke dalam tanah. Pada saat terjadinya petir, dengan muatan listrik negatif di bawah awan sudah cukup banyak, maka muatan listrik positif pada tanah akan segera tertarik ke atas. Muatan listrik naik melalui kabel konduktor ke ujung batang penangkal. Ketika muatan listrik negatif tersebut berada cukup dekat di atas atap, daya tarik-menarik antara keduanya semakin kuat.

Muatan positif di ujung-ujung penangkal tersebut tertarik ke arah muatan negatif.
Pertemuan kedua muatan ini menghasilkan aliran listrik. Aliran listrik itu akan mengalir ke dalam tanah, melalui kabel konduktor, sehingga sambaran petir tidak langsung mengenai bangunan. Namun, sambaran petir masih dapat terjadi melalui kawat jaringan listrik serta merusak alat-alat elektronik pada bangunan yang terhubung ke jaringan listrik tersebut. Hal ini juga dapat menyebabkan kebakaran atau ledakan. Untuk mencegah kerusakan besar akibat jaringan listrik yang tersambar petir, biasanya di dalam bangunan juga dilengkapi dengan surge arrester atau alat penstabil arus listrik.

3. Tipe Penangkal Petir

Penangkal Petir

Saat ingin memasang penangkal petir, tentu Anda harus mengetahui tipenya yang sesuai. Terdapat tiga tipe penangkal petir, yaitu penangkal konvensional dan penangkal elektrostatis. Berikut penjelasannya.

a. Penangkal Petir Konvensional

Perangkat sederhana yang lazimnya hanya menunggu datangnya petir untuk menyambar ujung penangkal. Prinsip kerjanya menangkap petir secara pasif. Berbentuk seperti tiang dan membutuhkan kabel konduktor. Karena bersifat pasif, bangunan dengan area yang luas kerap menggunakan beberapa penangkal sekaligus pada puncak atapnya. Bisa dipasang dan diaplikasikan di mana saja. Lebih ideal untuk bangunan dengan area sempit, seperti rumah tinggal.

b. Penangkal Petir Elektrostatis

Menggunakan sistem E.S.E. (Early Streamer Emission) yang lebih aktif dalam menangkap petir. Perangkat ini memiliki satu elemen tambahan, yaitu head terminal yang berisi muatan listrik statis pada bagian ujung finial (splitzen). Head dapat menyimpan ion-ion positif dalam jumlah besar yang berasal dari dalam bumi. Ibarat magnet, head ini akan menarik ion-ion negatif yang ada di dalam awan sebelum ion-ion tersebut menghasilkan petir yang dahsyat.

Alat dipasang tinggi untuk melindungi area yang lebih luas dan tidak membutuhkan kabel. Semakin tinggi head terminal dipasang, maka semakin luas jangkauan area yang dapat dilindungi. Bisa dipasang dan diaplikasikan di mana saja. Lebih ideal untuk bangunan dengan area luas, seperti rumah bertingkat, gedung pencakar langit, kawasan industri, dan perkebunan, karena bisa menjangkau radius lebih dari 50-150 m.

c. Penangkal Petir Radioaktif

Tipe radioaktif ini dilarang berdasarkan kesepakatan internasional terhadap pemakaian zat radioaktif yang dapat menganggu makhluk hidup dan menimbulkan bencana dari zat yang digunakan.

Nah, cara kerjanya adalah dengan reaksi netralisasi ion yang menggunakan bahan radio station aktif. Alat ini menghambat sistem ionisasi dimainkan dengan cara memakai zat radioaktif selayaknya Radiun 226 dan Amersium 241. Hal ini mampu menetralkan muatan listrik awan. Jenis ini tidak disarankan penggunaanya.

Pertimbangan Memiliki Penangkal Petir untuk Rumah

Banyak pemilik rumah yang kurang pengetahuan mengenai pentingnya penangkal listrik di rumah. Padahal, Indonesia merupakan salah satu negara yang sangat berpotensi terkena dampak anomali iklim La Nina setiap tahunnya. Saat keadaan cuaca memburuk petir seringkali menjadi penyebab bencana. Jangan remehkan bahaya tersambar petir yang dapat membahayakan penghuni rumah.

Secara statistik, petir adalah bahaya cuaca yang paling sering dialami. Jika Anda tinggal di rumah yang sangat tinggi, dikelilingi pohon yang lebih tinggi dari rumah Anda yang berjarak kurang dari 10 kaki dari struktur bangunan, atau tinggal di daerah dengan sambaran yang tinggi maka amat disarankan untuk memasang penangkal. Wilayah padat dengan bangunan pencakar langit tinggi rawan dengan petir yang besar. Jika Anda mulai memikirkan untuk mencari tempat tinggal baru untuk pindah, Anda bisa pertimbangkan rekomendasi properti di bawah Rp500 juta wilayah Semarang, Jawa Tengah.

Bagian-bagian pada Penangkal Listrik

Bagian bagian penangkal petir

Sebelum memutuskan untuk membeli dan memasang penangkal, ada baiknya bagi Anda untuk mengenal bagian-bagiannya. Anda perlu mengetahuinya agar dapat mengecek kelengkapan komponen atau bagiannya saat membeli. Berikut bagian-bagian penting penangkal listrik:

1. Air Terminal (Head)

Air terminal atau head berada pada bagian ujung atas. Pada penangkal konvensional, bentuknya menyerupai ujung tombak Sementara itu, pada penangkal elektrostatis, head cenderung lebih besar dan lebar berbentuk menyerupai payung. Fungsi air terminal adalah untuk menjadi sasaran sambaran petir.

2. Konduktor

Konduktor adalah kabel yang berfungsi untuk mengalirkan tenaga yang tertangkap air terminal menuju grounding.

3. Grounding

Grounding adalah bagian penangkal yang berada di dalam tanah. Pembuatan dan penempatan grounding tidak boleh berada terlalu dekat dengan bangunan rumah.

Pemasangan Penangkal Petir Konvensional

Dibanding tipe elektrostatis, penangkal konvensional tergolong mudah dipasang bahkan bisa dilakukan sendiri. Namun sebelum pemasangan, sebaiknya Anda berkonsultasi dulu dengan penjual alat tersebut serta membaca panduan instalasi yang benar.

Berikut langkah-langkah pemasangannya:

  1. Siapkan sistem grounding terlebih dulu, dengan melihat tata letak serta struktur tanah yang dimiliki. Tanam ground rod hingga mencapai kedalaman air tanah agar petir dapat tersalur ke dalam tanah.
  2. Buat sambungan jalur petir dengan kabel konduktor yang menghubungkan antara grounding dan Hindari pemasangan kabel berlekuk atau membentuk sudut runcing agar tidak terjadi loncatan muatan listrik saat terjadi petir.
  3. Tentukan posisi splitzen di bagian tertinggi dari bangunan, yaitu atap.
  4. Pastikan seluruh jaringan perangkat sudah terpasang dengan benar.