Internet of Things adalah sebuah konsep atau program dimana sebuah perangkat keras dapat berkomunikasi melalui jaringan tanpa bantuan Brainware atau manusia. Internet of Things atau yang biasa dikenal dengan IoT mengalami banyak perkembangan saat ini.

Perkembangan Internet of Things di Dunia dapat dilihat dari tingkat teknologi nirkabel yang semakin berkembang, microelectromechanics (MEMS), Internet dan kode QR (Quick Responses). Internet of Things juga sering dikait-kaitkan dengan RFID (Radio Frequency Identification) sebagai metode komunikasi antar hardware atau perangkat keras.

Selain itu, teknologi berbasis sensor, seperti teknologi Wireless dan kode QR yang sering kita temui juga merupakan perkembangan dari Internet of Things. Kemampuan Internet of Things sendiri tidak perlu dipertanyakan lagi. Ada banyak teknologi yang telah menerapkan sistem IoT, seperti sensor cahaya, sensor suara dari teknologi terbaru Google yaitu kecerdasan buatan Google dan Amazon Alexa.
Saat ini penerapan smart city yang berbasis IoT telah dilakukan di banyak negara maju, seperti China, Jepang, Jerman dll. Oleh karena itu, suatu sistem dengan jaringan database berskala besar dapat secara memadai memonitor berbagai bentuk aktivitas penduduk suatu kota.

Semua industri harus siap menghadapi era digital atau biasa disebut revolusi industri 4.0. Jika tidak mengikuti canggihnya teknologi, maka akan tergilas. Tak ingin kalah di era industri 4.0, PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) yang merupakan anak usaha PT PLN (Persero) kini mengembangkan sistem Remdo (remote engineering, monitoring, diagnostic, and optimization).

Dengan sistem Remdo, PJB bisa langsung mengendalikan setiap proses pembangkitan dan mencatat setiap operasi. Sistem analisis lanjutan ini juga selain meningkatkan kehandalan dan efisiensi, juga akan memperpanjang umur mesin-mesin pembangkit yang dikelola perusahaan. Direktur Operasi I PJB Sugiyanto mengatakan, sistem Remdo ini masih dalam pilot project di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Paiton Unit 1 dan 2 serta PLTU Indramayu sebanyak tiga unit.

“Bulan depan akan go live. Kalau sukses akan kita roll out ke mesin-mesin pembangkit yang lain,” ujarnya di Kantor Pusat PJB, Surabaya, Kamis (21/3/2019). Sistem Remdo ini menunjukkan seluruh data dalam pembangkit listrik. Dengan adanya data, maka jika ada masalah di masing-masing pembangkit listrik bisa diatasi dan bisa meningkatkan kehandalan pasokan listrik. “Ini sistem dikembangkan mulai 2017. Baru kita PJB yang kembangkan sistem ini,” katanya.

Para teknisi juga dapat memberikan saran untuk meningkatkan efisiensi mesin-mesin pembangkit. Selain peningkatan efisiensi tersebut, potential loss pun dapat ditekan sehingga memberikan penghematan dalam operasional pembangkit. “Jadi ini setiap Minggu ada data penghematan. Angkanya bisa jutaan Rupiah. Jadi lumayan,” katanya.